Sebagai zat adiktif, sabu dapat membuat Anda ketagihan dan mengembangkan toleransi.
Toleransi obat dapat menyebabkan Anda menggunakan lebih banyak sabu, untuk mendapatkan tingkat sensasi yang sama dengan sebelumnya Anda dapatkan dari dosis yang lebih rendah.
Baca juga: Kenali Apa Itu Nikotin dan Efek Sampingnya
Mengutip Medical News Today, sabu-sabu sangat memengaruhi otak penggunanya.
Ketika Anda menggunakannya, sabu akan meningkatkan pelepasan neurotransmiter dopamin.
Akibatnya, kadar dopamin dalam tubuh Anda lebih tinggi dari normal.
Hormon ini berperan dalam menggerakan fungsi motorik, motivasi, penghargaan, serta bagaimana otak mengalami dan menafsirkan kesenangan.
Peningkatan dopamin yang drastis di pusat otak memberi seseorang rasa euforia segera setelah minum obat.
Itu sangat berbahaya karena dapat merusak sistem pembelajaran verbal dan keterampilan motorik seseorang.
Jenis narkoba ini juga sangat bisa mengubah struktur dan fungsi otak, yang mengatur emosi, ingatan, dan penilaian.
Baca juga: Kenali Apa Itu Tar dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan
Dikutip dari WebMD, efek samping sabu-sabu bisa juga meliputi berikut:
Bagi kebanyakan orang efek samping sabu-sabu bertahan selama 6-12 jam, membuat orang mabuk lebih lama dari pada stimulan lainnya, seperti kokain.
Beberapa orang pecandu narkoba memilih sabu karena efeknya yang lebih tahan lama.
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter ahli untuk berhenti, jika sudah kecandungan sabu.
Baca juga: Kenali Apa Itu Kafein dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.