Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/06/2023, 15:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Thalasemia dan anemia memiliki gejala yang sama, seperti kelelahan, kulit yang pucat, hingga napas pendek.

Meskipun begitu, keduanya memiliki perbedaan dari segi penyebab dan cara mengatasinya.

Seseorang yang mengidap thalasemia, namun mendapatkan pengobatan untuk anemia, kondisi yang dialami tidak akan membaik dan justru akan menimbulkan masalah kesehatan lain yang lebih serius.

Untuk itu, ketahui perbedaan thalasemia dan anemia berikut ini.

Baca juga: 4 Cara Mengobati Thalasemia, Ada Transfusi Darah dan Obat

Perbedaan thalasemia dan anemia

Thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan dari orang tua pada anak.

Menurut Mayo Clinic, beberapa penderita thalasemia tidak mengalami gejala apapun, namun beberapa lainnya akan mengalami gejala yang mirip dengan gejala anemia, yakni:

    • Merasa lelah
    • Merasa lemas
    • Memiliki kulit yang pucat atau kekuningan
    • Mengalami perubahan bentuk tulang wajah
    • Mengalami pertumbuhan yang lambat
    • Mengalami pembengkakan perut
    • Memiliki urine yang berwarna gelap

Meskipun memiliki gejala yang mirip, thalasemia dan anemia berbeda.

Penderita thalasemia tidak akan membaik jika mendapatkan pengobatan untuk anemia, begitu juga sebaliknya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Thalasemia Minor, Gejala, dan Penurunannya pada Anak

Disarikan dari Verywell Health dan WebMD, berikut adalah perbedaan thalasemia dan anemia yang perlu diketahui.

  • Penyebab

Thalasemia terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi hemoglobin yang merupakan protein penting di dalam sel darah merah.

Kondisi ini disebabkan oleh kelainan gen yang diturunkan oleh orang tua kepada anak sehingga akan muncul gejala yang mirip dengan anemia.

Penderita thalasemia akan memiliki jumlah sel darah merah yang lebih sedikit, lebih kecil, dan lebih mudah rusak sehingga tubuh tidak mendapatkan oksigen yang diperlukan.

Sebaliknya, anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi di dalam tubuh sehingga tubuh tidak bisa memproduksi sel darah merah yang diperlukan untuk menyalurkan oksigen.

Kondisi ini umumnya terjadi ketika penderita kurang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, tidak bisa menyerap zat besi, kehilangan zat besi melalui darah, atau sedang hamil.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Talasemia, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

  • Cara mengatasi

Penderita thalasemia perlu melakukan transfusi darah dan terapi khelasi untuk mengatasi kondisi yang dialami.

Sebaliknya, penderita anemia perlu mengonsumsi suplemen zat besi, atau sekitar 150-200 miligram setiap hari.

Namun, dokter akan menentukan dosis yang tepat beserta suplemen lain yang perlu dikonsumsi untuk membantu penyerapan zat besi yang diperlukan oleh tubuh.

Penderita thalasemia tidak dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung zat besi karena bisa berbahaya untuk kesehatan.

Transfusi darah yang dilakukan akan membuat zat besi menumpuk di dalam tubuh sehingga perlu diatasi dengan terapi khelasi.

Penderita thalasemia yang mengonsumsi suplemen zat besi bisa mengalami kerusakan pada hati, jantung, dan sistem endokrin.

Mengetahui perbedaan thalasemia dan anemia sangatlah penting agar Anda bisa mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat.

Anda diimbau untuk melakukan pemeriksaan ketika muncul gejala di atas agar bisa mendapatkan diagnosis yang tepat.

Baca juga: 9 Gejala Talasemia yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau