Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Mitos Tanda-tanda Hamil Anak Laki-laki, Bagaimana Faktanya?

Kompas.com - 13/06/2023, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Adakah tanda-tanda hamil bayi lelaki? Sebenarnya, jenis kelamin bayi sudah mulai terbentuk sekitar minggu ke 11.

Jadi, Anda bisa memeriksakan jenis kelamin bayi saat usia kandungan mencapai 18 hingga 20 minggu agar mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat.

Namun, biasanya para ibu ingin mengetahui lebih awal jenis kelamin janin yang dikandungnya.

Sebenarnya, ada beberapa mitos yang diklaim bisa menjadi tanda bahwa wanita tersebut mengandung anak lelaki.

Baca juga: 3 Cara Meningkatkan Peluang Hamil Anak Lelaki

 

Mitos tanda-tanda hamil anak laki-laki

Berikut beberapa mitos yang menunjukan tanda-tanda hamil anak lelaki:

  • Tidak ada morning sickness

Banyak orang percaya jika seorang wanita hamil tidak merasakan sensasi morning sickness, hal itu menandakan jika dirinya sedang hamil bayi lelaki.

Faktanya, morning sickness adalah gejala umum kehamilan. Hal tersebut mempengaruhi sekitar 70 hingga 80 persen wanita hamil.

Morning sickness biasanya terjadi pada trismester pertama kehamilan. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormonal, bukan karena jenis kelamin bayi.

  • Kulit semakin glowing

Wanita hamil yang memiliki kulit sehat dan bebas jerawat biasanya mengandung janin lelaki.

Sebaliknya, wanita yang mengandung janin perempuan biasanya memiliki kulit yang kusam dan jerawat parah.

Hal ini terjadi karena janin perempuan "meminjam" kecantikan sang ibu.

Faktanya, tidak ada penelitian untuk mendukung klaim ini. Perubahan kulit dan rambut selama kehamilan disebabkan oleh perubahan kadar hormon.

Perubahan hormon dapat menyebabkan kulit bersih dan rambut berkilau, atau jerawat dan rambut rontok, terlepas dari jenis kelamin bayi.

Baca juga: 3 Cara untuk Tingkatkan Peluang Hamil Anak Perempuan

  • Mengidam makanan asin

Jika Anda mendambakan makanan asam atau asin, kemungkinan besar Anda akan memiliki anak laki-laki.

Faktanya, mengidam bisa disebabkan oleh perubahan hormonal, defisiensi nutrisi, zat aktif farmakologis (ada dalam makanan tertentu), faktor budaya dan psikososial.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau