Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Punya Keturunan untuk Pria dengan Sperma Kurang

Kompas.com - 27/06/2023, 12:48 WIB
Niken Monica Desiyanti,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kualitas dan jumlah sperma sangat menentukan keberhasilan kehamilan. Namun, dengan kemajuan program bayi tabung, kini pria yang jumlah spermanya kurang memiliki peluang lebih besar untuk memiliki keturunan.

Jumlah sperma pria bisa dianggap lebih rendah dari biasanya jika memiliki kurang dari 15 juta sperma per mililiter (ml) air mani.

Ada pula kondisi di mana cairan mani seorang pria tidak memiliki sel sperma yang disebut dengan azoospermia.

Dijelaskan oleh dr.Aida Riyanti Sp.OG, angka keberhasilan program bayi tabung (in vitro fertilization/IVF) konvensional pada pria yang spermanya kurang atau pun azoospermia pada umumnya rendah.

"Pada IVF konvensional, sel sperma harus membuahi sel telur dengan kemampuan sendiri tanpa alat bantuan, sehingga membutuhkan jumlah sperma yang banyak,” jelas dokter subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi dari RS Pondok Indah ini.

Baca juga: 22 Penyebab Sperma Sedikit dan Cara Mengatasinya

Namun, saat ini telah berkembang metode yang lebih unggul untuk meningkatkan keberhasilan pada program bayi tabung, salah satunya dengan ICSI (Intra Cystoplasmic Sperm Injection).

“ICSI adalah suntikan satu sel sperma ke dalam satu sel telur, menggunakan alat mikro manipulator,” kata dokter Aida.

Sebelumnya, pria dengan kondisi azoospermia tidak akan bisa memiliki keturunan karena mustahil terjadi pembuahan.

Dengan metode ICSI, dokter akan melakukan pengambilan sperma lewat tindakan operasi langsung ke tempat "penyimpanan sperma".

“Ada beberapa rangkaian berurutan dalam satu kali operasi untuk pengambilan sperma pada azoospermia,” kata dokter spesialis urologi Hery Tiera.

Baca juga: 4 Kebiasaan Buruk yang Bisa Menurunkan Kualitas Sperma

Rangkaian pertama adalah sperma yang diambil dari bagian epididymis, tempat penyimpanan sperma yang terletak di belakang testis.

Metode pertama ini dikenal dengan PESA (Percutaneious Epididymal Sperm Injection) prosedur dilakukan tanpa melibatkan sayatan dengan menggunakan jarum halus untuk menyedot sperma.

“Kalau PESA enggak dapet, kita lakukan MESA atau Microsurgical Epididymal Sperm Aspiration, kita sayat kulit di area Epididymis untuk dibuka kulitnya, dilihat lapisan epididymisnya baru kita sedot spermanya,” paparnya.

Apabila di lapisan epididymis masih tak ditemukan sperma, maka pengambilan sperma akan dilakukan di area testis menggunakan TESA dan TESE yaitu penyedotan sel sperma di area testis.

Jika masih tidak berhasil, maka akan dilakukan TESE sebagai rangkaian terakhir, yaitu dengan cara menyayat kulit di area testis untuk mencari sperma.

Baca juga: Peminat Program Bayi Tabung Meningkat, RS Primaya Buka Layanan IVF

Pengambilan sperma pada pasien azoosperma merupakan rangkaian panjang dan melelahkan.

Namun, saat ini sudah berkembang metode MicroTESE, teknik yang lebih canggih dan modern untuk mepersingkat waktu pengambilan sperma.

Selain itu, teknik MicroTESE ini juga mampu mendapatkan sperma dalam jumlah banyak dibanding teknik lain sehingga meningkatkan keberhasilan pada program bayi tabung.

“Dengan MicroTESE, kita bisa lihat spermanya itu ada di mana, sehingga lebih besar tingkat keberhasilan,” jelasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau