Kenali Apa Itu Aneurisma Otak, Penyebab, dan Tanda-tandanya

KOMPAS.com - Pembuluh darah di otak kita bisa melemah dan membentuk tonjolan seperti balon. Ini disbeut aneurisma otak.

Mengutip Cleveland Clinic, penyakit otak ini sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun, aneurisma otak bisa sangat mengancam jiwa, jika pecah.

Saat itu terjadi penderitanya mengalami pendarahan di otak dan membutuhkan pertolongan medis segera.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang apa itu aneurisma otak, penyebab, dan tanda-tandanya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Aneurisma, Gejala, dan Penyebabnya

Apa itu aneurisma otak?

Dikutip dari Cleveland Clinic, aneurisma otak juga disebut aneurisma serebral adalah tonjolan di area arteri yang lemah di dalam atau di sekitar otak Anda.

Tekanan aliran darah yang konstan mendorong bagian yang melemah keluar, menciptakan benjolan seperti lepuh.

Saat darah mengalir ke tonjolan itu, aneurisma akan mengembang lebih besar. Jika berlangsung terus-menerus, bisa pecah.

Ini mirip seperti balon yang ditiup sampai besar dan meletus.

Jika aneurisma otak bocor atau pecah, seperti yang dikutip dari Mayo Clinic, hal itu menyebabkan pendarahan di otak yang dikenal dengan stroke hemoragik.

Paling sering, pecahnya aneurisma otak terjadi di ruang antara otak dan jaringan tipis yang menutupi otak.

Jenis stroke hemoragik ini disebut perdarahan subarachnoid.

Baca juga: Tanda-tanda Aneurisma Otak yang Harus Diwaspadai

Apa penyebab aneurisma otak?

Mengutip Mayo Clinic, aneurisma otak disebabkan oleh penipisan dinding arteri. Tonjolan ini sering terbentuk di percabangan atau cabang di arteri karena area pembuluh tersebut lebih lemah.

Meskipun aneurisma dapat muncul di mana saja di otak, paling sering terjadi di arteri di dasar otak.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan dinding arteri malemah dan terjadi aneurisma otak, meliputi:

• Usia lanjut: kemungkinan besar dialami oleh orang berusia antara 30 hingga 60 tahun.
• Wanita: ini lebih umum dialami wanita dari pada pria.
• Merokok
• Tekanan darah tinggi
• Penggunaan narkoba, terutama menggunakan kokain
• Penggunaan alkohol berat
• Kelainan jaringan ikat yang diturunkan
• Penyakit ginjal polikistik
• Aorta yang sempit, dikenal sebagai koarktasio aorta
• Malformasi arteri vena (arteriovenous malformations/AVM)
• Riwayat keluarga aneurisma otak

Beberapa jenis aneurisma otak dapat terjadi setelah cedera kepala atau akibat infeksi darah tertentu.

Baca juga: 5 Penyebab Penglihatan Ganda, Mata Kering hingga Aneurisma Otak

Apa saja tanda-tanda aneurisma otak?

Sebagian besar aneurisma otak berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, seperti yang dikutip dari Cleveland Clinic.

Penyakit otak ini akan menyebabkan gejala, jika saraf atau jaringan otak di dekatnya menerima tekanan.

Pendarahan otak dan gejala lainnya biasanya akan muncul, jika aneurisma itu pecah.

Aneurisma yang pecah di dalam otak dapat mengancam jiwa dengan cepat, sehingga membutuhkan tindakan medis segera.

Baca juga: 13 Faktor Penyebab Aneurisma Otak yang Harus Diwaspadai

Semakin lama waktu terbuang setelah pecahnya aneurisma, semakin besar kemungkinan penderita meninggal dunia.

Berikut tanda-tanda aneurima otak yang mungkin terjadi saat belum pecah:

• Sakit kepala
• Perubahan penglihatan
• Pupil membesar (melebar)
• Mati rasa atau kesemutan di kepala atau wajah
• Nyeri di atas dan di belakang mata
• Kejang

Baca juga: 6 Jenis Penyakit Otak dan Gejalanya

Gejala pecahnya aneurisma, meliputi:

• Sakit kepala akut (serangan tiba-tiba dan sangat parah, sering dianggap sebagai sakit kepala terburuk dalam hidup)
• Mual dan muntah
• Leher kaku
• Penglihatan kabur atau ganda
• Kepekaan terhadap cahaya (fotofobia)
• Kejang
• Kelopak mata terkulai dan pupil melebar
• Nyeri di atas dan di belakang mata Anda
• Kebingungan
• Kelemahan dan/atau mati rasa
• Penurunan kesadaran

Jika Anda mengalami tanda-tanda aneurisma otak tersebut, segeralah mencari bantuan unit gawat darurat.

Baca juga: 7 Penyebab Stroke Pendarahan Otak, Bisa Hipertensi sampai Aneurisma