Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2023, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pendidikan seks untuk anak sejak dini semakin penting di tengah arus informasi yang sangat cepat dan penyimpangan seksual dalam berbagai bentuknya di masyarakat.

Dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, M.Kes melihat bahwa edukasi mengenai seks dari orangtua untuk anak memiliki pengaruh besar, seperti pendidikan agama. 

Baca juga: Cara Memulai Pendidikan Seks pada Anak

"Di era informasi yang semakin terbuka seperti sekarang ini pendidikan seks sudah menjadi hal yang sangat penting, sama seperti pendidikan agama," kata dr. Ardiansjah kepada Kompas.com pada Kamis (13/7/2023).

Menurut Kementerian Kesehatan RI, pendidikan seks dari orangtua penting seiring semakin banyaknya kasus tindakan kekerasan seksual pada anak di masyarakat.

Dengan edukasi seks yang diberikan sejak dini, anak bisa lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

Simak terus artikel ini untuk mengetahui pentingnya edukasi seks untuk anak.

Baca juga: Ini Usia Ideal Anak Mulai Diberikan Pendidikan Seks

Manfaat pendidikan seks untuk anak

Untuk diketahui bahwa seks adalah jenis kelamin, yang membedakan pria dan wanita secara biologis, seperti yang dikutip dari Kementerian Kesehatan RI.

Manfaat pendidikan seks untuk anak sejak dini mencakup berikut:

  • Ruang keterbukaan informasi antara anak dengan orangtua

Menurut Dr. Ardiansjah, pendidikan seks dari orangtua memberikan ruang keterbukaan untuk anak menceritakan masalah seputar seksualitas.

Baca juga: Menag Majukan Lagi Libur Lebaran Jadi Tanggal 21 Maret agar Mudik Lebih Longgar

Misalnya, saat ia mempertanyakan perbedaan alat kelamin pria dan wanita atau saat ia mengalami perasaan aneh pada organ genitalnya.

"Hal semacam ini sifatnya individualistik. Mungkin anak akan malu cerita ke temannya. Tetapi, biasanya dia lebih nyaman cerita ke temannya dari pada orangtuanya," ujarnya.

"Kalau dia ngomong ke teman, yang ada bisa blunder. Yang didapat bukan edukasi, tetapi hal-hal yang negatif, seperti pornografi," imbuhnya.

Baca juga: Tak Hanya Seks Penetrasi, Foreplay Juga Bisa Sebabkan Kehamilan

Ketidakterbukaan anak-anak terhadap orangtua biasanya karena budaya lama yang memandang seks sebagai hal yang "jorok", tidak secara saintifik

Sehingga, orangtua tabu untuk membicarakan seks dengan anak-anak.

"Rata-rata orangtua yang lahir antara tahun 70, 80, 90-an, mendidik anaknya masih Indonesia tempo dulu, dianggap membicarakan seks itu tabu," terangnya.

Baca juga: Ironis Jalan Layang Tol MBZ Dikorupsi hingga Tak Bisa Dilewati Tronton, Pelakunya Cuma Dihukum 4 Tahun

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau