KOMPAS.com - Rabies hampir 100 persen berakibat fatal, setelah gejala klinisnya muncul.
Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala awal rabies meliputi tanda-tanda umum seperti:
Baca juga: Kenali Apa Itu Rabies, Penyebab, Penularan, Gejala, dan Pengobatannya
Gejala ini dapat berlangsung selama berhari-hari. Kemudian, gejala dapat berkembang saat virus berpindah ke sistem saraf pusat, akan berkembang radang otak dan sumsum tulang belakang yang progresif serta fatal.
Gejala rabies klinis pada manusia dapat dikelola, tetapi sangat jarang bisa disembuhkan.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang apa itu rabies dan dari mana asalnya.
Baca juga: Siapakah Orang Pertama yang Menemukan Vaksin Rabies? Simak Faktanya...
Merujuk Kementerian Kesehatan RI, rabies adalah salah satu penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang menular dari hewan ke manusia.
Ini adalah penyakit menular akut dari hewan yang terinfeksi rabies ke manusia.
Penularannya melalui gigitan atau cakaran, dan air liur atau jilatan pada kulit yang luka dari hewan yang terinfeksi rabies.
Setelah digigit, masa inkubasi sampai gejala rabies muncul berkisar antara 4-12 minggu.
Menurut WHO, masa inkubasinya dapat bervariasi antara 1 minggu sampai 1 tahun.
Ada dua bentuk rabies:
Baca juga: Kasus Rabies pada Anak di Indonesia Tinggi, Apa Penyebabnya?
Dikutip dari National Library of Medicine, asal-usul rabies pada manusia berasal dari hewan yang terinfeksi lyssavirus.
Rabies lyssavirus (RABV) diperkirakan mampu menginfeksi semua mamalia darat.
Mamalia adalah hewan berdarah panas dengan bulu. Manusia juga termasuk mamalia.
Rabies tidak bisa memengaruhi burung, ular, dan ikan, karena bukan mamalia.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus ini menginfeksi sistem saraf pusat mamalia, yang pada akhirnya menyebabkan penyakit di otak dan kematian.
Baca juga: Pahami Gejala Rabies yang Harus Diwaspadai