Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2023, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Rabies hampir 100 persen berakibat fatal, setelah gejala klinisnya muncul.

Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala awal rabies meliputi tanda-tanda umum seperti:

  • Demam
  • Nyeri
  • Kesemutan
  • Sensasi rasa ditusuk-tusuk atau terbakar di area luka.

Baca juga: Kenali Apa Itu Rabies, Penyebab, Penularan, Gejala, dan Pengobatannya

Gejala ini dapat berlangsung selama berhari-hari. Kemudian, gejala dapat berkembang saat virus berpindah ke sistem saraf pusat, akan berkembang radang otak dan sumsum tulang belakang yang progresif serta fatal.

Gejala rabies klinis pada manusia dapat dikelola, tetapi sangat jarang bisa disembuhkan.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang apa itu rabies dan dari mana asalnya.

Baca juga: Siapakah Orang Pertama yang Menemukan Vaksin Rabies? Simak Faktanya...

Apa itu rabies?

Merujuk Kementerian Kesehatan RI, rabies adalah salah satu penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang menular dari hewan ke manusia.

Ini adalah penyakit menular akut dari hewan yang terinfeksi rabies ke manusia.
Penularannya melalui gigitan atau cakaran, dan air liur atau jilatan pada kulit yang luka dari hewan yang terinfeksi rabies.

Setelah digigit, masa inkubasi sampai gejala rabies muncul berkisar antara 4-12 minggu.

Menurut WHO, masa inkubasinya dapat bervariasi antara 1 minggu sampai 1 tahun.

Ada dua bentuk rabies:

  • Rabies ganas: menyebabkan gejala hiperaktif, perilaku bersemangat, halusinasi, kurangnya koordinasi tubuh, hidrofobia (takut air), dan aerofobia (takut angin atau udara segar). Kematian terjadi setelah beberapa hari karena henti jantung dan pernapasan.
  • Rabies paralitik: menyumbang sekitar 20 persen dari jumlah total kasus manusia. Gejala rabies ini tidak terlalu dramatis dan biasanya lebih lama dari pada bentuk ganasnya. Otot berangsur-angsur menjadi lumpuh, mulai dari lokasi luka. Koma perlahan berkembang dan akhirnya kematian terjadi. Bentuk rabies yang lumpuh sering salah didiagnosis sebagai penyakit yang kurang berbahaya.

Baca juga: Kasus Rabies pada Anak di Indonesia Tinggi, Apa Penyebabnya?

Bagaimana asal-usul rabies?

Dikutip dari National Library of Medicine, asal-usul rabies pada manusia berasal dari hewan yang terinfeksi lyssavirus.

Rabies lyssavirus (RABV) diperkirakan mampu menginfeksi semua mamalia darat.

Mamalia adalah hewan berdarah panas dengan bulu. Manusia juga termasuk mamalia.

Rabies tidak bisa memengaruhi burung, ular, dan ikan, karena bukan mamalia.

Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus ini menginfeksi sistem saraf pusat mamalia, yang pada akhirnya menyebabkan penyakit di otak dan kematian.

Baca juga: Pahami Gejala Rabies yang Harus Diwaspadai

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau