KOMPAS.com - Anda pasti tidak asing lagi dengan penyakit bipolar.
Gangguan kesehatan mental ini sudah sering dibicarakan di media sosial karena tak sedikit publik figur yang mengalaminya.
Bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang bisa membuat penderitanya mengalami perubahan mood ekstrim.
Pasien bisa mengalami fase manik dan depresi secara bergantian. Saat fase manik, pasien bisa merasa memiliki banyak energi.
Sebaliknya, saat fase depresi pasien bisa merasa tidak memiliki energi sama sekali sehingga sulit beraktivitas.
Jika bipolar tidak diatasi, penyakit ini bisa membuat penderitanya rentan mengalami penyalahgunaan obat, sulit bersosialisasi dan mendapatkan pekerjaan, hingga muncul ide bunuh diri.
Tidak ada yang tahu persis apa yang menyebabkan gangguan bipolar.
Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi berbagai faktor bisa membuat seseorang mengalami penyakit ini.
Berikut beberapa faktor yang membuat seseorang rentan mengalami bipolar:
Beberapa ahli percaya bahwa mengalami banyak tekanan emosional saat masa kanak-kanak dapat menyebabkan gangguan bipolar berkembang.
Ini bisa jadi karena trauma dan kesusahan masa kecil dapat berdampak besar pada kemampuan Anda untuk mengelola emosi.
Beberapa hal yang bisa memicu trauma di masa kecil, antara lain penelantaran, pelecehan seksual, peristiwa traumatis, dan kehilangan seseorang yang sangat dicintai.
Anda mungkin dapat menghubungkan awal gejala Anda dengan pengalaman atau situasi yang membuat stres dalam hidup Anda.
Beberapa orang juga menemukan bahwa stres dapat memicu episode suasana hati. Atau mungkin membuat gejala terasa lebih intens dan sulit ditangani.
Bukti menunjukkan bahwa Anda dapat mengobati gejala bipolar dengan obat psikiatri tertentu yang bekerja pada neurotransmitter.
Neurotransmiter adalah bahan kimia pembawa pesan di otak.
Tiga bahan kimia otak - norepinefrin (noradrenalin), serotonin, dan dopamin - terlibat dalam fungsi otak dan tubuh.
Norepinefrin dan serotonin secara terkait dengan gangguan mood psikiatri seperti depresi dan gangguan bipolar.
Jalur saraf di dalam area otak yang mengatur kesenangan dan penghargaan emosional diatur oleh dopamin.
Gangguan sirkuit yang berkomunikasi menggunakan dopamin di area otak lain tampaknya terkait dengan psikosis dan skizofrenia, gangguan mental parah yang ditandai dengan distorsi realitas dan pola pikir serta perilaku yang tidak logis.
Gangguan bipolar juga bisa terjadi karena faktor genetik. Jika Anda memiliki kerabat yang mengalami gangguan bipolar, kemungkinan besar Anda akan mengalami masalah yang sama.
Namun, kasus bipolar karena faktor genetik sangat kecil kemungkinannya terjadi.
Sebab, tidak ada gen tunggal yang menjadi pemicu bipolar. Faktor genetik ini akan berpeluang besar memicu bipolar jika dikombinasikan dengan faktor lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.