KOMPAS.com - Saat lanjut usia (lansia), kondisi kulit Anda akan mengalami banyak perubahan.
Namun, itu juga dipengaruhi oleh banyak faktor sebelumnya, seperti yang dikutip dari WebMD.
Beberapa faktor yang memengaruhinya, meliputi keturunan, pola makan, perawatan kulit, dan gaya hidup lainnya, seperti kebiasaan merokok.
Baca juga: Macam-macam Penyakit Kulit yang Perlu Diketahui
Kulit yang selalu terpapar sinar matahari tanpa perawatan yang dibutuhkan sejak muda, meningkatkan risiko kerusakan kulit saat lansia.
Paparan sinar matahari adalah penyebab utama kerusakan kulit.
Kerusakan kulit akibat sinar matahari disebabkan oleh sinar ultraviolet (UV) matahari, yang memecah jaringan elastis (elastin) di kulit dan menyebabkan kulit kendur, berkerut, dan berjerawat, terkadang dengan pertumbuhan pra-kanker dan bahkan kanker kulit.
Baca juga: 7 Masalah Kulit pada Penderita Leukemia yang Penting Diketahui
Faktor lain yang berkontribusi terhadap penuaan kulit termasuk hilangnya jaringan lemak antara kulit dan otot.
Selain itu, stres, dan gerakan wajah sehari-hari (tersenyum dan cemberut, misalnya).
Artikel ini selanjutnya akan menunjukkan macam kelainan kulit yang umum pada orang lansia.
Baca juga: Kenali Apa Itu Dehidrasi pada Kulit, Penyebab, dan Tanda-tandanya
Disari dari American Association of Retired Persons (AARP) dan buku "Gizi Geriatri" (2019) oleh Dwi Sarbini, Siti Zulaekah, dan Farida Nur Isnaeni, berikut macam kelainan kulit yang umum terjadi saat lansia:
Ulkus dekubitus merupakan cedera atau luka terbuka pada kulit yang disebabkan adanya tekanan berkepanjangan dalam jangka waktu panjang di area tertentu.
Kelainan kulit ini sering terjadi pada lansia, terutama yang menderita penyakit kronis, seperti kaner stadium akhir, penyakit ginjal tahap akhir, kelumpuhan total, penyakit hati, penyakit jantung, dan diabetes.
Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Kulit dari Jerawat hingga Lupus
Pada lansia sering dijumpai penyakit kulit dermatitis disertai eksema dengan bentuk-bentuk bermacam-macam, seperti:
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Kulit dari Berbagai Jenisnya
Keratosis seboroik adalah benjolan seperti kutil non-kanker yang sering muncul di wajah, dada, bahu, atau punggung. Warna kutil ini biasanya cokelat atau kehitaman.
Kondisi ini tidak memerlukan pengobatan, tetapi jika menyebabkan iritasi dokter bisa melakukan operasi pengangkatan.
Lentigo senilis atau flek hitam yang tampak seperti bintik-bintik kecoklatan atau kehitaman, yang sering muncul di wajah, tangan, bahu, dan lengan.
Orang dengan kulit cerah dan orang yang menghabiskan banyak waktu di bawah sinar matahari paling rentan terhadap lentigo senilis.
Kondisi kulit pada orang lansia ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan.
Cherry angioma atau tahi lalat merah adalah benjolan kecil non-kanker di kulit, yang terdiri dari pembuluh darah, sehingga membuatnya tampak kemerahan.
Namun, beberapa bentuk kelainan kulit ini lebih halus, serupa dengan kulit normal. Kondisi kulit ini biasanya muncul setelah usia 30 tahun.
Baca juga: Awas, Stres Bisa Picu Penyakit Kulit Kronis Psoriasis
Tinea pedis adalah infeksi kaki yang umum disebabkan oleh jamur yang disebut dermatofita, yang tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembap.
Gejalanya meliputi kulit gatal, pecah-pecah, melepuh, atau mengelupas di antara jari-jari kaki. Ini juga kerap membuat kulit telapak kaki kemerahan dan bersisik.
Infeksi juga dapat menyebar ke kuku kaki, mengubahnya menjadi kuning tebal dan keruh.
Rosacea menyebabkan kemerahan dan pembuluh darah terlihat, biasanya di wajah.
Ini adalah kondisi kambuhan, yang berarti ada periode ketika gejalanya sangat buruk dan ada saat gejalanya tidak terlalu parah.
Kelainan kulit ini lebih umum di kalangan wanita berkulit putih.
Suatu penelitian menemukan bahwa 75,7 persen orang dewasa berusia 70 tahun ke atas memiliki setidaknya satu kelainan kulit yang memerlukan perawatan baik di rumah (43 persen) atau oleh dokter (57 persen).
Baca juga: 5 Obat Alami untuk Mengatasi Berbagai Penyakit Kulit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.