KOMPAS.com - Demensia bukan sekadar pikun atau tanda penuaan yang biasanya dialami kalangan lansia.
Seiring bertambahnya usia, kemampuan otak memang melambat sehingga kita cenderung mudah lupa atau pikun.
Demensia adalah kondisi penurunan fungsi otak atau kognitif yang menyebabkan penderitanya tidak mampu menjalankan fungsi sehari-hari.
Jika dibiarkan begitu saja, demensia bisa merusak otak dan tubuh yang berkontribusi pada kematian.
Seiring perkembangan gangguan, semakin besar kemungkinan seorang penderita demensia akan mengembangkan salah satu dari kondisi yang mengancam jiwa ini:
Penyebab utama kematian di antara penderita penyakit demensia adalah pneumonia.
Salah satu cara gangguan demensia memengaruhi tubuh yakni dengan menghancurkan kemampuan menelan dengan aman.
Makanan dan cairan bisa masuk ke tenggorokan daripada kerongkongan. Ketika itu terjadi, infeksi dapat berkembang di paru-paru, menyebabkan pneumonia aspirasi.
Baca juga: Hal yang Harus Dilakukan saat Terindikasi Demensia
Orang dengan demensia lebih mudah terkena infeksi, seiring dengan perkembangan masalah kemampuan berpikir penderita.
Infeksi yang terkait dengan cedera atau pembedahan, dan Covid-19 menimbulkan bahaya khusus bagi penderita demensia.
Sebab, pasien demensia kesulitan untuk membicarakan gejalanya, menindaklanjuti rencana perawatannya, atau menjaga jarak aman dari orang yang terinfeksi. Mereka juga sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Riset 2020 menemukan bahwa penyakit parkinson yang menyebabkan demensia juga meningkatkan risiko stroke.
Peningkatan risiko stroke ini terjadi karena adanya stres oksidatif.
Stres oksidatif terbentuk ketika radikal bebas yang mengandung oksigen dan antioksidan di dalam tubuh menjadi tidak seimbang.
Ketidakseimbangan tersebut bisa merusak sel.
Beberapa gangguan demensia terkait dengan aterosklerosis, penumpukan plak di arteri.
Aterosklerosis dapat menyebabkan serangan jantung, gagal jantung, dan pembekuan darah.
Demensia dapat mengubah perilaku makan orang. Ketika penderita demensia tidak atau tidak dapat mempertahankan kebiasaan makan yang sehat, mereka rentan mengalami gizi buruk.
Gizi buruk bisa menyebabkan penurunan berat badan, kelemahan, dan ketidakmampuan untuk bergerak. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko kematian dini.
Baca juga: 3 Tanda Awal Demensia yang Sering Tidak Disadari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.