Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: Kasus Cacar Monyet di Indonesia Naik karena Seks Berisiko

Kompas.com - 25/10/2023, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan salah satu faktor penyebab kasus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia terus mengalami peningkatan lantaran perilaku seks berisiko. 

Informasi yang dihimpun Kompas.com dari Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, total kasus cacar monyet di Indonesia bertambah menjadi 9 per Selasa (24/10/2023).

Pada 13 Oktober 2023, dikonfirmasi ada 1 kasus cacar monyet di Indonesia. Kemudian per 22 Oktober 2023, tercatat ada 7 kasus baru atau total 8 kasus.

Baca juga: 5 Perbedaan Cacar Monyet, Cacar Air, dan Campak menurut Dokter

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menyebutkan, pasien yang terinfeksi monkeypox memiliki faktor perilaku seks berisiko.

"Saat ini kami sedang memonitor pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien,” terang Maxi, seperti dikutip dari Sehatnegeriku (23/10/2023).

Baca juga: Apakah Cacar Monyet Bisa Sembuh Sendiri? Ini Jawaban Ahli

Untuk diketahui, celah penularan cacar monyet salah satunya lewat perilaku seks yang berisiko atau tidak aman.

Sebab, virus penyakit ini menyebar dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit atau bekas luka penderita yang terinfeksi.

Virus cacar monyet juga dapat menular dari ibu hamil ke janin lewat plasenta; atau saat menyentuh benda yang terkontaminasi cairan atau luka tubuh, seperti pakaian, handuk, atau seprai. 

Setelah terinfeksi penyakit ini, gejala cacar monyet yang dapat muncul di antaranya:

  • Lesi dan ruam kemerahan
  • Demam
  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Nyeri tenggorokan
  • Nyeri otot (myalgia)
  • Sulit menelan.

Baca juga: Cacar Monyet Dapat Menular meski Pakai Kondom Saat Berhubungan Seksual

Tindak lanjut penanganan kasus cacar monyet

Karena bertambahnya kasus pada tahun ini, Maxi mengatakan bahwa Kemenkes bergegas melakukan upaya penanggulangan.

Setidaknya ada 3 upaya yang dilakukan, yaitu upaya surveilans, terapeutik, dan vaksinasi.

Upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa.

Baca juga: Beda Gejala Cacar Monyet Sejak 2022 dari Wabah Sebelumnya menurut Ahli

Terapeutik dilakukan dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox, serta pemantauan kondisi pasien.

Selanjutnya, Kemenkes juga akan melakukan vaksinasi cacar monyet terutama pada kelompok berisiko tinggi.

Di tahap awal vaksinasi, penerima vaksin cacar monyet utamanya laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis, dengan atau tanpa status positif HIV.

Baca juga: Ciri-ciri Cacar Monyet Terbaru menurut Penjelasan Ahli

Pemberian vaksin cacar monyet dimulai pada 24 Oktorber 2023 di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yakni klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.

Vaksin monkeypox ini diberikan dalam 2 dosis dengan interval 4 minggu.

Adapun jenis vaksin monkeypox yang digunakan adalah vaksin impor yang diproduksi Bavarian Nordic, Denmark dengan merk dagang JYNNEOS kemasan dosis tunggal.

Vaksin tersebut telah memiliki Sertifikat Pelulusan Vaksin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) per 17 Maret 2023.

Baca juga: Tambah 1 Kasus Cacar Monyet di Indonesia dari Transmisi Lokal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau