Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Sifilis pada Bayi Meningkat di Amerika maupun Indonesia

Kompas.com - 08/11/2023, 19:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Setiap tahunnya, hanya sebanyak 25 persen dari lima juta kehamilan ibu hamil yang mendapatkan skrining sifilis.

"Dari 1,2 juta ibu hamil sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis,” ungkapnya.

Jika sifilis pada ibu hamil ditularkan ke bayi dalam kandungannya, anak itu akan mengidap sifilis kongenital.

Baca juga: 4 Faktor Risiko Penyebab Sifilis yang Perlu Diwaspadai

Waspada sifilis kongenital

Mengutip WebMD, sifilis kongenital adalah penyakit yang terjadi ketika bayi tertular sifilis dari ibunya.

Sehingga, ini disebut juga sebagai penyakit bawaan pada bayi karena sudah ada sejak anak lahir.

Sifilis kongenital disebabkan infeksi bakteri bernama Treponema pallidum.

Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah, bahkan kematian pada bayi.

Baca juga: 4 Tahap Infeksi Sifilis dan Tanda-tandanya

Selama kehamilan, penyakit menular seksual pada bayi baru lahir ini dapat menyebabkan hal berikut:

  • Keguguran

Ini terjadi ketika bayi Anda meninggal di dalam rahim sebelum usia kehamilan 20 minggu.

  • Berat badan lahir rendah

Ini terjadi ketika bayi Anda lahir dengan berat kurang dari 2-3 kg.

  • Lahir prematur

Para ahli menganggap bayi Anda prematur jika lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.

Baca juga: 6 Langkah Mendiagnosis dan Mengobati Sifilis

  • Masalah dengan plasenta dan tali pusat

Plasenta Anda memberi bayi Anda makanan dan oksigen melalui tali pusar.

Sifilis kongenital mungkin membuat plasenta Anda tumbuh terlalu besar dan menyebabkan tali pusat membengkak.

Jika ini terjadi, plasenta dan tali pusar Anda mungkin tidak dapat menopang bayi Anda dengan baik.

  • Kelahiran mati

Hal ini terjadi ketika bayi Anda meninggal setelah usia kehamilan 20 minggu, sebelum ia dilahirkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com