Setiap tahunnya, hanya sebanyak 25 persen dari lima juta kehamilan ibu hamil yang mendapatkan skrining sifilis.
"Dari 1,2 juta ibu hamil sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis,” ungkapnya.
Jika sifilis pada ibu hamil ditularkan ke bayi dalam kandungannya, anak itu akan mengidap sifilis kongenital.
Baca juga: 4 Faktor Risiko Penyebab Sifilis yang Perlu Diwaspadai
Mengutip WebMD, sifilis kongenital adalah penyakit yang terjadi ketika bayi tertular sifilis dari ibunya.
Sehingga, ini disebut juga sebagai penyakit bawaan pada bayi karena sudah ada sejak anak lahir.
Sifilis kongenital disebabkan infeksi bakteri bernama Treponema pallidum.
Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah, bahkan kematian pada bayi.
Baca juga: 4 Tahap Infeksi Sifilis dan Tanda-tandanya
Selama kehamilan, penyakit menular seksual pada bayi baru lahir ini dapat menyebabkan hal berikut:
Ini terjadi ketika bayi Anda meninggal di dalam rahim sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Ini terjadi ketika bayi Anda lahir dengan berat kurang dari 2-3 kg.
Para ahli menganggap bayi Anda prematur jika lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Baca juga: 6 Langkah Mendiagnosis dan Mengobati Sifilis
Plasenta Anda memberi bayi Anda makanan dan oksigen melalui tali pusar.
Sifilis kongenital mungkin membuat plasenta Anda tumbuh terlalu besar dan menyebabkan tali pusat membengkak.
Jika ini terjadi, plasenta dan tali pusar Anda mungkin tidak dapat menopang bayi Anda dengan baik.
Hal ini terjadi ketika bayi Anda meninggal setelah usia kehamilan 20 minggu, sebelum ia dilahirkan.