Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ana Indrayati
Dosen

Penulis memiliki ketertarikan menulis artikel ilmiah populer, beberapa artikel telah dimuat di Pikiran Rakyat Bandung dan Suara Merdeka (2023)

Virus Cacar Monyet, Ancaman Baru Kesehatan Global

Kompas.com - 08/11/2023, 15:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KASUS cacar monyet di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 1 November 2023, ditemukan 29 kasus terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia.

Sebanyak 23 kasus terdapat di DKI Jakarta, satu kasus di Bandung, dua kasus di Tangerang Selatan, dua kasus di Kabupaten Tangerang dan satu kasus di Kota Tangerang, Banten.

Seluruh pasien yang terkonfirmasi cacar monyet adalah laki-laki dengan usia 18-49 tahun

Sejarah virus cacar monyet

Virus cacar monyet atau monkey poxvirus (disingkat MPV atau MPXV atau Mpox) pertama kali terdeteksi pada 1985, ketika terjadi wabah penyakit vesikuler (bintil berisi cairan di kulit) pada monyet yang dipelihara di laboratorium (penangkaran) untuk tujuan penelitian yang dibawa dari Afrika ke Kopenhagen, Denmark.

Penyakit tersebut selanjutnya diberi nama ‘monkeypox’ atau cacar monyet. Infeksi pertama MPV pada manusia dilaporkan pada bayi berusia 9 bulan dari Republik Demokratik Kongo.

Empat infeksi lain ditemukan pada anak-anak berusia 4-9 tahun dari Bouduo, Liberia dan kasus lainnya terjadi pada laki-laki berusia 24 tahun dari Sierra.

Kasus MPV dilaporkan terjadi di Amerika Serikat pada 2003, merupakan kasus pertama di luar Afrika yang disebabkan penularan virus dari hewan ke manusia.

Tahun 2018-2021, terjadi penyebaran MPV di Amerika Serikat, Inggris, Israel, dan Singapura. Tahun 2022, MPV menyebar ke 31 negara tanpa riwayat perjalanan ke negara-negara endemik dan dilaporkan disebabkan oleh MPV klade Afrika Barat.

MPV merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda (ds DNA) linier. Genom MPV berukuran 200 kilobasa yang menyandi sekitar 200 protein.

Gen-gen MPV utama terletak pada urutan sekitar 56000-120000 nukleotida yang diapit oleh inverted terminal repeats (ITR).

Gen-gen ini menyandi protein untuk pelekatan, penetrasi ke dalam sel inang, replikasi dan maturasi virus.

Gen-gen pada ITR menyandi protein untuk interaksi virus dengan inang. MPV merupakan salah satu virus yang berukuran besar dan kompleks, berbentuk brick (seperti batu bata), memiliki panjang 220-450 nm dan lebar 140-260 nm.

Virus memiliki empat komponen utama, yaitu core (inti), badan lateral, membran luar dan amplop yang tersusun atas lipoprotein.

Bagian inti terdapat DNA untai ganda yang dikelilingi lapisan pelindung disebut palisade. Membran luar memfasilitasi lapisan palisade, badan lateral dan pusat inti.

Bagian amplop terdapat struktur yang disebut tubulus. MPV terdiri atas dua klade, yaitu Basin Kongo (disebut juga galur Afrika Tengah, ZAI-96) dan Afrika Barat (SL-V70, COP-58, dan WRAIR-6). Kedua klade berbeda pada tingkat virulensi, geografi, gejala klinis dan genetik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau