Jika hiperglikemia terjadi, ginjal menjadi terlalu banyak menyaring darah.
Seiring waktu pembuluh darah dalam ginjal dapat rusak, menyempit, dan tersumbat.
Akibatnya, fungsi ginjal akan rusak dan albumin (sejenis protein) bisa bocor masuk ke urine. Urine mengandung albumin adalah suatu tanda abnormal.
Kandungan protein dalam urine disebut mikroalbuminuria.
Baca juga: Kenapa Diabetes Picu Penyakit Jantung? Begini Penjelasannya...
Saraf membawa pesan antara otak dan seluruh bagian tubuh lainnya, termasuk kandung kemih.
Saraf memberi tahu otak kita saat kandung kemih Anda penuh dan kita perlu buang air kecil.
Namun saraf tersebut dapat rusak, ketika kadar gula darah penderita diabetes tidak terkontrol dengan baik dan terus-menerus tinggi.
Itu membuat pasien tidak bisa merasakan kapan kandung kemihnya penuh.
Tekanan dari kandung kemih yang penuh dapat merusak ginjal penderita diabetes.
Baca juga: Benarkah Gula Merah Lebih Aman untuk Penderita Diabetes?
Jika urine terlalu lama berada dalam kandung kemih, mudah mengundang bakteri penyebab infeksi.
Itu karena bakteri tumbuh dengan cepat di urine dengan kadar gula tinggi.
Semakin lama infeksi kandung kemih bisa menyebar ke ginjal dan menyebabkan penyakit ginjal kronis.
Untuk diketahui bahwa penyakit ginjal kronis dapat berkembang menjadi gagal ginjal, di mana kerusakan organ sudah sangat parah.
Sebelum sampai pada tahap itu, penderita diabetes dapat melakukan pencegahan dengan pengobatan yang tepat dan konsultasi teratur pada dokter.
Cara terbaik untuk mengetahui kerusakan ginjal secara dini adalah dengan melakukan tes urine setahun sekali.
Baca juga: 11 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Diabetes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.