Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2023, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Healthline,

KOMPAS.com - Hipotermia pada bayi prematur adalah kondisi yang perli diwaspadai orangtua. Pasalnya, penurunan suhu tubuh pada bayi prematur bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Hipotermia bisa menyebabkan bayi prematur mengalami gangguan pernapasan, hipoksia atau kekurangan oksigen, kerusakan otak, peningkatan risiko sepsis, hingga kematian.

Melihat adanya macam-macam bahaya akibat hipotermia pada bayi prematur, orangtua perlu menyimak macam-macam gejala serta penyebabnya.

Baca juga: Apa itu Bayi Prematur? Kenali Ciri-ciri, dan Perawatannya

Apa gejala hipotermia pada bayi prematur?

Seperti orang dewasa, suhu tubuh bayi dapat berubah-ubah sesuai kondisi tubuhnya, suhu atau udara di sekitarnya, dan aktivitasnya.

Menurut Yankes Kemkes, suhu tubuh bayi cukup bulan berkisar 36,5-37 derajat celsius, sedangkan bayi prematur berkisar 36,3-36,9 derajat celsius.

Jika suhu tubuh bayi prematur berada di bawah 36,3 derajat celsius, si kecil bisa dikatakan mengalami hipotermia.

Selain suhu tubuh yang rendah, tanda-tanda hipotermia pada bayi prematur juga dapat berupa:

  • Bayi tampak lesu atau lemas
  • Menolak saat diberi ASI atau susu formula karena tidak bernafsu makan
  • Menangis tanpa suara dan air mata
  • Kulit tampak pucat dan dingin
  • Kesulitan bernapas.

Hipotermia bisa menyebabkan kematian pada bayi prematur sehingga jika Anda mengenali gejala di atas, segeralah membawa anak ke rumah sakit.

Baca juga: 4 Macam Skrining Bayi Prematur Menurut Dokter, Pantang Diabaikan

Apa penyebab hipotermia pada bayi prematur?

Disarikan dari Healthline dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berikut beberapa penyebab hipotermia pada bayi prematur:

Bayi yang lahir prematur berisiko mengalami BBLR sehingga tubuhnya tidak tahan dingin dan kurang mampu menjaga kehangatan tubuhnya.

Itu sebabnya, bayi prematur usai dilahirkan perlu menjalani perawatan di NICU dengan kasur dan lampu penghangat.

Saat bayi prematur menjalani rawat gabung dengan ibu atau diperbolehkan pulang, dokter biasanya juga menganjurkan untuk membedong bayi, memakaikan topi, pakaian hangat, dan selimut agar suhu tubuh si kecil tetap terjaga.

  • Lemak coklat pada bayi prematur belum ada atau sangat sedikit

Lemak coklat adalah jaringan lemak berwarna coklat yang terletak di samping lemak putih, subkutan, dan lemak perut. Fungsi lemak coklat yaitu menghasilkan panas tubuh.

Lemak coklat biasanya terbentuk pada akhir trimester kehamilan sehingga pada bayi yang lahir prematur belum memiliki lemak coklat yang cukup. Kondisi tersebut membuat bayi prematur tidak tahan dengan suhu dingin.

Baca juga: Ciri-ciri Fisik Bayi Prematur Menurut Dokter

  • Jaringan di bawah kulit bayi prematur masih tipis

Faktor risiko hipotermia lain pada bayi prematur adalah jaringan di bawah kulit yang masih tipis dan imatur atau belum matang.

Hal ini membuat kulit terlihat sangat tipis, transparan, bahkan otot dan vena bayi tampak begitu jelas.

Karena memiliki jaringan bawah kulit yang tipis, bayi prematur tidak dapat melindungi tubuh dari dingin secara optimal.

  • Infeksi

Penyebab hipotermia pada bayi prematur selanjutnya adalah infeksi.

Seperti diketahui, bayi yang dilahirkan secara prematur memiliki organ tubuh yang belum berkembang sempurna.

Hal ini menyebabkan bayi prematur mudah terserang infeksi, seperti meningitis dan sepsis yang bisa memicu hipotermia.

Baca juga: 4 Komplikasi Medis yang Sering Dialami Bayi Prematur

 

  • Bayi lahir di daerah bersuhu dingin

Bayi yang dilahirkan di tempat bersuhu dingin atau ketika musim salju juga berisiko mengalami hipotermia.

Karena itu, nakes di rumah sakit umumnya menerapkan protokol untuk menghangatkan bayi prematur, seperti mengeringkan bayi sesegera mungkin untuk menghilangkan cairan ketuban yang dingin, menempatkan bayi di ruangan NICU, dan tidak memandikan si kecil.

Jadi, penyebab hipotermia pada bayi prematur bisa karena berat badan lahir rendah, lemak coklat yang masih tipis, hingga faktor lingkungan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau