KOMPAS.com - Bayi prematur didefinisikan sebagai bayi yang lahir saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Bayi yang lahir prematur dapat diketahui dari kondisi fisiknya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun diperkirakan ada 15 juta bayi yang lahir prematur. Di seluruh negara, tingkat kelahiran prematur berkisar antara 5 sampai 18 persen.
Kelahiran prematur terjadi karena berbagai alasan. Sebagian besar kelahiran prematur terjadi secara spontan, namun beberapa disebabkan oleh alasan medis seperti infeksi, atau komplikasi kehamilan lainnya yang memerlukan induksi persalinan dini atau kelahiran caesar.
Baca juga: Nutrisi dan Stimulasi agar Anak Prematur Sehat dan Cerdas
Mengutip Mayo Clinic, terdapat beberapa jenis bayi prematur berdasarkan usia kelahirannya, yaitu:
Dalam acara Bicara Gizi bertajuk "Peran Orang Tua Dukung Anak Prematur Tumbuh Sehat Berprestasi", dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA (K) menjelaskan ciri-ciri fisik bayi prematur.
Menurut Rina, salah satu ciri fisik bayi prematur yang bisa dilihat atau dikenali yaitu daun telinganya.
Pada bayi prematur, daun telinga mereka tidak segera kembali ke posisi semua ketika dilipat.
"Lihat telinga. Telinga (daun telingan) coba dilipat, ini kan ada tulang rawan, makin muda (usia) dilipat dia enggak balik lagi," ujar Rinawati.
"Coba lihat bayi kecil itu kalau dilipat dia menempel terus enggak balik-balik lagi. Mungkin ini karena (bayi) kurang bulan" imbuhnya.
Selain telinga, ciri fisik bayi prematur lainnya yaitu warna puting payudara yang cenderung lebih hitam atau berbentuk seperti kismis.
Kemudian, bayi prematur juga memiliki alat kelamin yang berbeda. Pada bayi laki-laki, skrotum atau kantong kemaluannya berwarna hitam dan bergaris-garis. Lalu, testis juga terlihat sudah turun.
Sementara, bayi perempuan yang lahir prematur memiliki bibir vagina atau labia yang masih terbuka.
Ciri-ciri bayi prematur juga bisa dilihat dari garis-garis di telapak tangan dan kaki yang tampak samar karena terlalu halus.
Baca juga: Kenali Penyakit Paru-paru Kronis pada Bayi Prematur
WHO mengeluarkan pedoman antenatal yang mencakup intervensi untuk ibu hamil demi mencegah kelahiran prematur. Pedoman tersebut meliputi: