Demam di kepala akibat reaksi imunisasi biasanya mereda dan sembuh dalam beberapa saat. Untuk mengatasi demam pada anak, petugas kesehatan dapat memberikan obat penurun panas, seperti paracetamol.
Baca juga: 6 Cara Mengompres Anak Demam agar Suhunya Cepat Turun
Pada momen tertentu, anak tampak lebih bersemangat dalam mengeksplor lingkungan sekitarnya. Hal ini membuat anak lebih aktif dan cenderung banyak gerak.
Hal ini dapat mengakibatkan sirkulasi darah meningkat yang akhirnya menyebabkan kenaikan suhu tubuh. Akibatnya, kepala anak terasa lebih panas dari biasanya.
Anak atau bayi yang menangis berlebihan dan sulit ditenangkan berisiko mengalami peningkatan suhu tubuh, salah satunya di bagian kepala.
Orangtua perlu waspada jika anak menangis tanpa henti karena bisa disebabkan karena nyeri kolik, iritasi, atau demam akibat flu yang mungkin perlu mendapat perawatan medis.
Penyebab anak demam hanya di kepala selanjutnya adalah pneumonia atau kondisi saat paru-paru mengalami infeksi.
Umumnya gejala pneumonia diawali dengan demam, batuk atau pilek, kemudian diikuti oleh gejala sesak napas yang biasanya terjadi dalam 14 hari dan bersifat akut.
Peningkatan suhu anak akibat pneumonia bisa terjadi hanya di kepala saja maupun menjalar ke bagian tubuh lainnya.
Baca juga: 4 Penyebab Anak Demam dan Muntah, Orangtua Perlu Tahu
Pada bayi dan balita, demam merupakan tanda paling sering anak mengalami infeksi saluran kemih (ISK).
Demam pada anak akibat ISK bisa terjadi hanya di kepala saja sehingga anggota tubuh lain terasa normal.
Dilansir dari Mayo Clinic, demam akibat ISK akan mereda dalam 1-2 minggu. Namun, pada kasus yang lebih berat, bisa juga infeksi menyebar hingga ke ginjal sehingga membutuhkan pemulihan yang lebih lama.
Penjelasan di atas adalah macam-macam penyebab anak demam hanya di kepala sedangkan bagian tubuh lain terasa normal.
Jika anak Anda mengalami demam di kepala dalam waktu yang lama atau tak kunjung reda, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.