Namun menurut Sarah Klein, mengukur suhu tubuh anak pada ketiak hampir sama akuratnya dengan suhu rektal.
Begitu pula dengan metode oral, meskipun anak-anak biasanya baru bisa memegang termometer di bawah lidahnya pada usia empat tahun.
Faktanya, termometer timpani (telinga) dan temporal (dahi) tidak seakurat termometer digital.
Hasil pengukuran dengan termometer timpani dan termporal bisa dipengaruhi oleh suhu eksternal atau di luar tubuh anak.
Baca juga: Ketahui Penyebab Kejang Demam pada Anak dan Penanganannya
Kebanyakan orang menganggap bahwa suhu tubuh yang normal adalah 36 derajat celsius.
Faktanya, suhu tubuh normal bisa berbeda-beda, tergantung pada bagian mana pengukuran suhu dilakukan.
Suhu ketiak mungkin sekitar satu derajat lebih rendah. Suhu rektal mungkin sekitar satu derajat lebih tinggi.
Selain itu, suhu tubuh Anda juga berubah-ubah karena siklus hormon.
Anggapan bahwa demam tinggi menyebabkan kejang bisa membuat orangtua panik.
Faktanya menurut Sarah, penyebab kejang bukan demam tinggi, melainkan kenaikan suhu tubuh yang tiba-tiba.
Penjelasan di atas adalah mitos demam pada anak yang perlu orangtua ketahui. Jika Anda merasa khawatir saat si kecil demam, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Baca juga: Bintik Merah Saat Anak Demam, Bisa Jadi Gejala Apa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.