Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Penyebab Kejang Demam pada Anak dan Penanganannya

Kompas.com - 12/09/2023, 14:22 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Kejang demam pada anak adalah masalah kesehatan yang ditandai dengan tubuh kelojotan atau kaku, otot mengencang, gemetar parah, mata melotot, hingga lidah tergigit.

Kejang demam paling sering terjadi pada hari pertama demam dan berlangsung selama beberapa menit. Meski umumnya tidak berbahaya, sebagian orangtua tentu merasa khawatir ketika anaknya mengalami kejang demam.

Karena itu, ada baiknya untuk menyimak penjelasan mengenai penyebab kejang demam pada anak serta penanganannya berikut.

Baca juga: Mengenal Demam pada Anak, dari Gejala hingga Cara Meredakannya

Apa penyebab kejang demam pada anak?

Penyebab kejang demam pada anak yang umum adalah kenaikan suhu tubuh atau demam secara mendadak.

Dilansir dari Cleveland Clinic, kejang demam pada anak paling sering terjadi ketika suhu tubuh si kecil tiba-tiba berada di angka 38 derajat celsius.

Segala jenis infeksi virus maupun bakteri penyebab demam dapat memicu kondisi kejang demam pada anak, termasuk:

  • Cacar air
  • Virus corona (COVID-19)
  • Infeksi telnga
  • Ensefalitis
  • Influenza
  • Malaria
  • Meningitis
  • Flu perut
  • Radang tenggorokan
  • Tonsilitis
  • Infeksi saluran pernapasan atas.

Anak-anak yang memiliki riwayat kejang demam berisiko lebih tinggi mengalami kejadian berulang di kemudian hari. Terlebih, jika anak mengalami kejang demam sebelum berusia 1 tahun.

Baca juga: 10 Cara Menurunkan Demam pada Anak Sebelum ke Dokter

Bagaimana cara penanganan anak kejang?

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut cara mengatasi kejang demam pada anak:

  1. Gendong si kecil dan pindahkan ke tempat aman yang jauh dari listrik atau benda pecah-belah.
  2. Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, muntahan, atau benda lain yang ada dalam mulut akan keluar, sehingga terhindar dari bahaya tersedak.
  3. Jangan memberi minuman apapun ketika anak sedang kejang. Hal ini berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas.
  4. Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena dapat menyebabkan patah tulang.
  5. Amati apa yang terjadi saat anak kejang, karena ini dapat menjadi informasi berharga bagi dokter.
  6. Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian bawa anak ke unit gawat darurat terdekat.

Ketika di puskesmas atau rumah sakit, dokter mungkin memberikan obat kejang yang diberikan melalui dubur si kecil, apabila anak sudah memiliki riwayat kejang demam.

Kemudian jika kondisinya dianggap sudah membaik, anak demam kejang umumnya dibolehkan pulang atau menjalani rawat jalan. Dokter dapat memberikan resep obat agar si kecil kembali sehat.

Baca juga: 7 Ciri Demam karena Kecapekan pada Anak, Termasuk Rewel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Apa Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat? Ini 8 Tanda yang Perlu Diwaspadai…

Apa Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat? Ini 8 Tanda yang Perlu Diwaspadai…

Health
Perbedaan Gangguan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak, Ini Kata Pakar

Perbedaan Gangguan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak, Ini Kata Pakar

Health
Menkes: Ukuran Celana 33 Bisa Jadi Sinyal Visceral Fat, Apa Bahayanya?

Menkes: Ukuran Celana 33 Bisa Jadi Sinyal Visceral Fat, Apa Bahayanya?

Health
Dokter: HPV Penyebab Kanker Serviks Tidak Hanya Bisa Menular Melalui Hubungan Seksual

Dokter: HPV Penyebab Kanker Serviks Tidak Hanya Bisa Menular Melalui Hubungan Seksual

Health
Kanker Serviks Jadi Kanker Paling Mematikan Kedua pada Wanita, Ini Penyebabnya…

Kanker Serviks Jadi Kanker Paling Mematikan Kedua pada Wanita, Ini Penyebabnya…

Health
Satu Data Kesehatan, Cara Pemerintah Pantau Kondisi Jemaah Haji Real Time

Satu Data Kesehatan, Cara Pemerintah Pantau Kondisi Jemaah Haji Real Time

Health
Diabetic Foot Bisa Berujung Amputasi, Dokter Ungkap Cara Mencegahnya

Diabetic Foot Bisa Berujung Amputasi, Dokter Ungkap Cara Mencegahnya

Health
Eksim Kambuh di Rumah? Ini Tips Mengatasinya dari Dokter Kulit

Eksim Kambuh di Rumah? Ini Tips Mengatasinya dari Dokter Kulit

Health
Minuman Matcha Sedang Tren, Ini Manfaatnya bagi Kesehatan

Minuman Matcha Sedang Tren, Ini Manfaatnya bagi Kesehatan

Health
Tak Hanya Paru-paru, Dokter Ungkap Tuberkulosis Menyerang 7 Organ Ini

Tak Hanya Paru-paru, Dokter Ungkap Tuberkulosis Menyerang 7 Organ Ini

Health
Nyeri Haid Sering Ganggu Aktivitas? Ini Tips Mencegahnya dari Dokter

Nyeri Haid Sering Ganggu Aktivitas? Ini Tips Mencegahnya dari Dokter

Health
Apakah Daun Kelor Bisa Diminum Setiap Hari? Berikut Penjelasannya…

Apakah Daun Kelor Bisa Diminum Setiap Hari? Berikut Penjelasannya…

Health
Apakah Penyakit Tuberkulosis Mematikan? Ini Kata Pakar…

Apakah Penyakit Tuberkulosis Mematikan? Ini Kata Pakar…

Health
5 Gejala Asam Urat pada Kaki, Jangan Sepelekan Nyeri Tiba-tiba

5 Gejala Asam Urat pada Kaki, Jangan Sepelekan Nyeri Tiba-tiba

Health
7 Manfaat Jalan Kaki bagi Kesehatan: Dukung Jantung Sehat dan Turunkan Stres

7 Manfaat Jalan Kaki bagi Kesehatan: Dukung Jantung Sehat dan Turunkan Stres

Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau