Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Gula Penting untuk Anak? Ini Kata Pakar...

Kompas.com - 08/02/2024, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ahli Gizi Masyarakat DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum mengatakan bahwa gula tidak penting diberikan kepada anak-anak.

"Memang tidak penting, makanya dalam panduan dari UNICEF bahwa biasakan anak-anak tidak punya yang disebut added salt and added sugar sampai lepas MPASI," kata DR. Tan dalam siaran yang berjudul "Yang Manis Anaknya, Bukan Makanan dan Minumannya" di akun instagram resmi Kementerian Kesehatan pada Rabu (7/2/2024).

Baca juga: Pakar: Pemanis dalam Produk No Sugar Bisa Lebih Bahaya

DR. Tan menjelaskan, itu karena kebanyakan makanan utuh atau real food sebenarnya sudah mengandung gula yang dibutuhkan tubuh anak.

"Misalnya pada anak-anak yang baru MPASI. wortel itu manis, udang itu manis, kalau dia dikasih jeruk peres manis, kalau dia dikasih buah naga manis, dikasih pepaya manis. Jadi, tidak perlu ditambahin gula," ujarnya.

"Jadi anak bisa apresiasi rasa manis, 'Oh jadi manis ada tempatnya ya'. Tidak manis palsu karena ditambahin gula," imbuhnya.

Baca juga: WHO: Pemanis Non-Gula Tidak untuk Turunkan Berat Badan

Apakah gula penting untuk anak? 

Gula atau glukosa yang dibutuhkan sebagai sumber energi bagi tubuh, adalah hasil dari pencernaan karbohidrat.

"Anak itu butuh karbohidrat, bukan gula. Anak butuh protein, enggak ada kan anak dikasih makan asam amino. Kalau anak kamu enggak dikasih makan asam amino, maka enggak usah anaknya dikasih gula," terangnya.

Jadi menurutnya, gula dari pemanis buatan tidak penting untuk anak. Lebih penting para orang tua memberikan makanan utuh yang memiliki rasa manis alami dan nutrisi kepada anak.

"Kalau orang tua mau mengenalkan rasa manis pada anak bisa dikenalkan dari rasa manis alami sayuran, buah," ujarnya.

Baca juga: 4 Manfaat Gula untuk Tubuh Kita yang Perlu Diketahui

Apa dampak mengonsumsi gula berlebihan pada anak? 

DR. Tan juga mengatakan bahwa gula adalah kalori kosong, yang bisa memengaruhi nafsu makan anak.

"Yang namanya gula adalah karbo. Karbo kalau dibakar menjadi 4 kalori per gramnya. Kenapa kita bilang kalori kosong? Karena tidak punya nilai nutrisi," jelasnya.

Jika anak banyak mengonsumsi gula, ia mengatakan, anak bisa kenyang sebelum mendapatkan asupan makanan bergizi seimbang yang dibutuhkan tubuhnya.

"Jadi kalau anak keburu kenyang dengan makanan manis, yang akan terjadi tentu saja ketika jamnya makan, dia akan menolak untuk makan," ungkapnya.

Baca juga: 11 Tanda-tanda Anda Konsumsi Terlalu Banyak Gula

Kemudian, jika anak mengonsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan beberapa efek, yang disebut 5K.

Ia menjelaskan bahwa K yang pertama adalah kegemukan. Kegemukan dari konsumsi gula dan makanan yang terlalu banyak dikonsumsi.

K yang kedua adalah kolesterol meningkat, terutama bagi orang dewasa. K yang ketiga adalah kanker.

"Kita sudah tahu bahwa orang-orang yang gemuk, orang-orang yang obesitas itu cenderung mempunyai risiko kanker lebih besar," paparnya.

Selanjutnya, K yang keempat adalah keropos tulang, seperti yang sering dialami pada ibu-ibu yang mengeluhkan lutunya sakit, karena terkena osteopeni atau osteoporosis.

"K yang kelima adalah ketagihan," ucapnya.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Gula Darah dengan Cepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau