KOMPAS.com - Kebanyakan orang merasa khawatir saat mendengar kata kanker. Namun, tahukah Anda bahwa penyakit kanker bisa dideteksi lebih awal?
Untuk diketahui, deteksi dini kanker adalah tindakan medis yang bertujuan untuk mengetahui keberadaan sel kanker sedini mungkin.
Deteksi kanker sejak dini atau skrining dianjurkan dilakukan secara berkala. Jenis tes pencitraan untuk mendeteksi kanker yaitu bisa dengan rontgen, MRI, USG, dan CT Scan.
Baca juga: Sering Susah BAB, Waspadai Gejala Kanker Usus
Dokter spesialis onkologi radiasi, dr. Yuki Andrianto, Sp.Onk.Rad, mengatakan, deteksi dini atau skrining awal dapat meningkatkan angka kesembuhan empat tipe kanker terbanyak di Indonesia, yaitu kanker payudara, kanker serviks, kanker paru-paru, dan kanker usus.
Manfaat skrining lainnya yaitu mengontrol efek samping dari pengobatan kanker yang bisa dirasakan penderita kanker.
"Jadi sebenarnya empat kanker terbanyak di Indonesia itu bisa dilakukan screening. Jadi harapannya adalah bisa kita lakukan terapi lebih bagus, lebih baik, dan juga efek samping pembedahan, serta angka kesembuhan dan angka terkontrolnya akan lebih bagus," kata Yuki dalam siaran akun Instagram Kemenkes "Yang Harus Diketahui Tentang Radioterapi" di Jakarta, Selasa (06/2/2024).
Yuki kemudian memberi beberapa contoh skrining awal penyakit kanker.
Untuk pemeriksaan kanker payudara, ia menjelaskan agar perempuan melakukan skrining mandiri sesuai petunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes), antara lain dengan memperhatikan benjolan pada payudara atau mengecek apabila ada cairan yang keluar dari puting.
Yuki menambahkan pemeriksaan payudara juga dapat dilakukan menggunakan mamografi.
"Mamografi pada kasus payudara itu pada usia 35 tahun, atau lebih rendah lagi misalnya 30 tahun kalau misalnya berisiko tinggi," ujarnya.
Baca juga: Muncul Benjolan di Ketiak, Waspadai Gejala Kanker Limfoma
Kemudian, untuk skrining kanker leher rahim perlu dilakukan pap smear bagi orang yang sudah menikah, melakukan hubungan seksual, atau memiliki risiko tinggi, misalnya pada usia 20 tahun.
"Atau yang paling gampang adalah IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), yang memang bisa dilakukan puskesmas," kata Yuki.
Dokter yang berpraktik di RS Persahabatan tersebut juga menjelaskan pentingnya skrining kanker paru bagi yang berisiko, semisal perokok. Deteksi dini kanker paru dapat dilakukan dengan CT Scan dengan dosis rendah.
Adapun pada kanker usus, ujarnya, dapat dilakukan dengan cara mengecek tinja atau feses, seperti melihat bentuknya, konsistensi buang air besar, frekuensi, bahkan memperhatikan apabila ada penurunan berat badan.
Individu yang diketahui mengidap kanker setelah deteksi ini dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter spesialis terkait perawatan atau pengobatan yang terbaik.
Dokter Yuki juga berpesan untuk tidak khawatir, karena pada stadium awal atau tahap pra-kanker, penyakit masih bisa diobati, bahkan disembuhkan.
Baca juga: Usia Pengidap Kanker Semakin Muda