Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berat Badan Balita Susah Naik, Waspadai Wasting

Kompas.com - 17/02/2024, 14:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Berat badan bayi dan balita merupakan indikator dari tumbuh kembangnya. Karena itu orangtua mesti waspada jika berat badan anak tidak naik, bahkan terus terus, yang disebut dengan wasting.

Wasting merupakan kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu, biasanya akibat diare, sehingga total berat badan jauh di bawah standar kurva pertumbuhan berdasarkan tinggi badan.

Menurut hasil Survei Gizi Indonesia 2022, sebanyak 21,6 persen balita mengalami stunting dan 7,7 persen berada dalam kondisi wasting.

Dalam kondisi wasting perawakan anak akan tampak kurus atau sangat kurus karena berat badan tidak sepadan dengan tinggi badan.

Dijelaskan oleh dr.Miza Afrizal SpA, wasting berbeda dengan stunting.

Baca juga: Apa Bedanya Stunting dan Gizi Buruk? Ini Penjelasannya

"Kalau stunting kita bicara tentang tinggi badan sedangkan wasting kita bicara soal berat badan. Tidak seperti stunting yang prosesnya kronis sampai kejadian, wasting ini bisa saja terjadi dalam waktu yang lebih singkat. Misal, anak sakit, diare, muntah-muntah. Lalu bisa juga karena asupan kalori jauh dibawah kebutuhan anak,” paparnya.

Grafik status gizi balita.Dirjen Pelayanan Kesehatan Grafik status gizi balita.

Anak dengan kondisi wasting yang tidak segera ditangani bisa masuk ke dalam tahap stunting.

Kementrian Kesehatan RI juga telah mencanangkan program pemberian makanan tambahan untuk anak balita dengan berat badan yang tidak dapat naik.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mencegah Stunting? Ini Penjelasannya...

Untuk mencegah anak mengalami wasting, ketika kenaikan berat badan anak tidak bagus, diharapkan orangtua segera mencari pertolongan ke dokter. Nanti dokter melihat masalahnya, dari memperbaiki cara pemberian ASI hingga makanan, dan terus dimonitor pertumbuhannya.

Selain itu, dr.Miza memberikan tips yang disingkat dengan metode ABC agar lebih mudah diingat.

A: Asupan yang cukup. Berikan asupan nutrisi sesuai kebutuhan kalori harian anak, ingat utamakan protein hewani seperti daging, ayam, ikan dan lain-lain.

B: Berikan makanan yang berkualitas dan terjaga kebersihannya agar nutrisinya lengkap. Jika diperlukan berikan suplementasi vitamin tambahan.

C: Cek berkala berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala anak. Idealnya satu bulan sekali hingga anak berusia dua tahun dan minimal tiga bulan sekali untuk anak di atas dua tahun. Tak lupa juga untuk mengecek apakah status imunisasi anak sudah lengkap sesuai umurnya.

Baca juga: 17 Tanda Bahaya Diare pada Anak Balita, Orangtua Wajib Waspada

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau