KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, belakangan ini sering salah ucap atau lupa. Misalnya saja ia salah menyebut Presiden Mesir menjadi Meksiko, atau menyebut Presiden Rusia, Putin kalah perang di Irak, padahal maksudnya perang Ukraina
Biden yang sudah menginjak usia 80 tahun tersebut memang sering lupa. Bahkan beberapa media menyebutnya sebagai "pria tua dengan ingatan yang lemah".
Walau ada dugaan bahwa orang nomor satu di AS itu mulai mengalami pikun, tetapi para dokter tidak sependapat.
Dikatakan, tidak mungkin menggunakan contoh-contoh tertentu untuk mendiagnosis masalah daya ingat karena ingatan dapat dipengaruhi oleh lebih dari faktor penuaan, dan memori tidak hanya menentukan prima tidaknya kemampuan berpikir seseorang.
"Ada berbagai variabel yang harus diperhitungkan ketika kita ingin memahami apakah keseleo lidah dan sering lupa itu mengkhawatirkan atau tidak," kata Dr.Leah Croll, dokter saraf yang diwawancara ABC News.
Baca juga: Gedung Putih Tepis Kritik Soal Usia Presiden AS Joe Biden
Presiden AS juga memiliki tim dokter yang terdiri dari berbagai sub spesialis, termasuk dokter saraf yang mengevaluasi kesehatannya tahun lalu dan menyebutkan bahwa Biden "terhitung bugar untuk melakukan tugas-tugas kepresidenan."
Croll mengatakan, kemampuan kognitif kita dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar usia, misalnya stres, pola tidur, melakukan beberapa pekerjaan sekaligus, dan kondisi situasional.
"Daya ingat seseorang dan juga fungsi kognitif bukanlah sesuatu yang konstan, tetapi selalu berubah-ubah tergantung pada faktor-faktor tertentu pada kondisi tersebut," kata Croll.
Dokter geriatri Louise Aronson menyebutkan, fungsi pemrosesan internal otak, seperti mengingat topik tertentu, secara alami akan menurun seiring dengan usia, tetapi juga bisa terganggu oleh situasi dengan tekanan tinggi.
Secara alamiah otak memang akan berkurang fungsinya seiring dengan usia. Namun, para pakar menyebutkan bahwa penuaan juga mendatangkan keuntungan pada fungsi kognitif.
"Saat usia muda, yaitu 20-30an tahun, kontrol impuls dan kemampuan integrasi informasi cenderung lebih buruk," kata Aronson.
Baca juga: Pernah Kena Stroke Tingkatkan Risiko Demensia
Ketika kita makin tua, kemampuan mengontrol impuls akan meningkat, sehingga daya integrasi informasi lebih baik yang berpengaruh pada pengambilan keputusan.
Dijelaskan oleh Dr.Richard Isaacson, spesialis saraf dan pencegahan penyakit, saat usia bertambah, ada aspek fungsi kognitif, khususnya terkait dengan penilaian dan kebijaksanaan, yang sangat meningkat.
"Tahukah Anda, ketika seseorang sudah berpengalaman dan memiliki pengalaman menangani masalah yang kompleks, itu sangat berguna saat berada di bawah tekanan atau harus mengambil keputusan,” kata Isaacson.
Sifat bijak itu akan tercermin dalam kemampuan menghadapi situasi tertentu dan bisa berpikir sebelum bertindak. Hal ini adalah hal yang langka ditemui pada orang muda.
Baca juga: 8 Cara Meningkatkan Daya Ingat Agar Tidak Mudah Lupa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.