KOMPAS.com - Hipoksia bisa terjadi karena banyak kondisi jantung dan paru-paru kronis.
Dikutip dari Cleveland Clinic, hipoksia adalah kondisi yang bisa mengancam jiwa. Sehingga, jika gejalanya terjadi membutuhkan pertolongan medis segera.
Hal ini bisa mengakibatkan gejala, seperti kebingungan, kegelisahan, kesulitan bernapas, detak jantung cepat, dan kulit kebiruan.
Berikut artikel ini akan menunjukkan ulasan tentang hipoksia selengkapnya, meliputi pengertian, penyebab, dan gejalanya.
Baca juga: 4 Cara Mudah Meredakan Sesak Napas
Hipoksia adalah suatu kondisi ketika jaringan tubuh Anda tidak memiliki cukup oksigen.
Saat Anda bernapas, Anda membawa oksigen ke paru-paru, lalu mengalir melalui saluran udara keluar ke dalam kantung kecil yang disebut alveoli.
Dari sana, ia diambil oleh darah Anda di pembuluh kecil yang berjalan dekat dengan alveoli (kapiler).
Akhirnya, oksigen mengalir melalui darah Anda ke jaringan lain di seluruh tubuh
Jika tidak cukup oksigen yang masuk ke seluruh tubuh, hal ini dapat mengakibatkan hipoksia.
Aliran darah dan oksigen saling terkait. Itulah sebabnya mengapa penyakit paru-paru dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipoksia.
Baca juga: Pertolongan Pertama untuk Sesak Napas yang Bisa Anda Lakukan
Hipoksia paling sering disebabkan oleh penyakit mendasar yang memengaruhi aliran darah atau pernapasan.
Kondisi yang dapat menjadi penyebab hipoksia antara lain:
Baca juga: 14 Penyebab Sesak Napas, Tak Hanya Gangguan Pernapasan
Dikutip dari Health, gejala hipoksia dapat meliputi:
Seiring berkembangnya hipoksia, gejala yang lebih parah mungkin timbul, seperti:
Baca juga: 10 Cara Mengatasi Sesak Napas secara Alami, Pakai Obat, Terapi Oksigen
Kekurangan oksigen yang berkepanjangan dapat mengakibatkan komplikasi serius.
Hipoksia parah yang terjadi secara tiba-tiba dapat mengakibatkan:
Pasokan oksigen yang tidak mencukupi dapat mengakibatkan kerusakan pada organ vital, seperti otak, jantung, hati, dan ginjal.
Kerusakan ini dapat mengganggu fungsinya dan mengakibatkan masalah kesehatan jangka panjang.
Hipoksia yang berkepanjangan dapat mengakibatkan defisit kognitif, masalah memori, kesulitan konsentrasi dan perhatian, serta gangguan kognitif secara keseluruhan.
Hipoksia dapat mengakibatkan stroke, kejang, koma, atau kematian otak.
Interevensi dan pengobatan dini sangat penting dalam mencegah efek buruk hipoksia dalam jangka panjang.
Namun, hipoksia sering kali terjadi secara tidak terduga dan sulit untuk dicegah.
Baca juga: 8 Cara Mengatasi Sesak Napas Secara Alami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.