Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Hipertensi Bisa Sebabkan Penyakit Gagal Ginjal

Kompas.com - 14/03/2024, 15:00 WIB
Rini Agustin,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit Ginjal Kronik (PGK) tercatat sebagai penyebab 4,6 persen kematian global pada tahun 2017, angka ini diprediksi akan terus meningkat. Bisa tidak diobati, pasien PGK suatu ketika dapat mengalami gagal ginjal.

Penyebab terbesar terjadinya gagal ginjal adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hal ini disebabkan karena hipertensi dapat membatasi dan menyempitkan pembuluh darah ke ginjal, sehingga aliran darah berkurang dan membuat ginjal berhenti bekerja dengan baik.

Ginjal dan sistem peredaran darah saling bergantung satu sama lain untuk mendukung fungsi tubuh. Ginjal membantu menyaring limbah dan cairan ekstra dari darah, dan organ tersebut melibatkan banyak pembuluh darah untuk melakukannya.

“Kita ketahui ginjal itu berfungsi untuk filtrasi yang bergantung pada pembuluh darah. Jadi kalau tekanan darah tinggi, itu akan merusak pembuluh darah yang ada di sekitar ginjal dan membuat fungsi ginjal turun,” ucap Dr. dr. Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH dalam konferensi pers Hari Ginjal Sedunia 2024 di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Macam-macam Penyakit Ginjal yang Umum Beserta Gejalanya

Ketika pembuluh darah rusak, nefron yang menyaring darah tidak menerima oksigen dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik. Inilah alasan mengapa tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah penyebab utama kedua gagal ginjal setelah diabetes.

Seiring waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan arteri di sekitar ginjal menyempit, melemah atau mengeras. Arteri yang rusak ini tidak mampu memberikan cukup darah ke jaringan ginjal. Akibatnya, ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik.

Pasien pun memerlukan tindakan dialisis (cuci darah) untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak.

Konferensi pers Hari Ginjal Sedunia yang diadakan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia di Jakarta (13/3/2024).Tim Magang/Rini Agustin Konferensi pers Hari Ginjal Sedunia yang diadakan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia di Jakarta (13/3/2024).

Lebih lanjut, dr. Pringgo mengatakan jika seseorang sudah mengidap hipertensi, potensi terkena penyakit gagal ginjal dapat dihindari dengan menjaga tekanan darah dan rutin mengonsumsi obat.

“Asal bisa menjaga tekanan darah tetap terkendali, minum obat secara teratur supaya tekanan darahnya normal, maka dapat terhindar dari penyakit ginjal kronis,” tambahnya.

Baca juga: Diabetes Tak Terkontrol Bisa Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis

Pencegahan penyakit ginjal

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Dr.Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan, penyakit Ginjal menjadi salah satu perhatian utama karena jumlahnya yang semakin meningkat dan termasuk dalam penyakit katastropfik dengan pembiayaan JKN terbesar ke-3 setelah penyakit kardiovaskular dan kanker.

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan perbaikan pelayanan kesehatan adalah dengan program transformasi layanan kesehatan.

"Salah satu pilar layanan kesehatan adalah layanan kesehatan primer dimana disini akan ditingkatkan program preventif dan promotive penyakit ginjal kronik dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sebagai wadah pelaksana utama," katanya dalam acara yang sama.

Penderita hipertensi umumnya tidak menunjukkan gejala yang spesifik, sehingga salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur.

Baca juga: 12 Tanda-tanda Hipertensi yang Harus Diwaspadai

Oleh karena itu, skrining, deteksi dini, dan tatalaksana awal penyakit ginjal kronik penting untuk dilakukan tidak hanya akan menurunkan angka gagal ginjal dan kebutuhan terapi pengganti ginjal di Indonesia, namun juga akan mengurangi biaya kesehatan pasien gagal ginjal.

Meskipun gagal ginjal tidak bisa disembuhkan secara total, mengonsumsi obat-obatan yang diberikan dan melakukan pola hidup sehat bisa memperlambat kerusakan yang lebih serius.

“Obat harus diminum terus menerus supaya tekanan darah terkendali dan ginjal bisa dilindungi. Obat yang diminum juga harus dengan pengawasan dokter,” kata dr.Pringgo.

Kemajuan bioteknologi dan perkembangan farmasi saat ini sudah jauh bekembang, sehingga pencegahan penyakit ginjal kronik sudah semakin banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau