Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Kesehatan Rutin untuk Cegah Penyakit Ginjal

Kompas.com - 14/03/2024, 16:00 WIB
Rini Agustin,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gagal ginjal merupakan penyakit berat. Penderitanya harus menjalani cuci darah atau hemodialisis seumur hidup. Penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan menjaga kesehatan secara menyeluruh.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2018, prevalensi Penyakit Ginjal Kronik (PGK) di Indonesia adalah 0,38 persen dan angkanya terus meningkat.

Data registri Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada tahun 2020 menunjukkan insidensi kumulatif pasien yang menjalani cuci darah adalah 61.786 orang.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan gaya hidup yang tidak sehat memicu berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi. Pada akhirnya, penyakit-penyakit kronis tersebut memicu masalah ginjal.

"Sekarang yang paling banyak hipertensi dan diabetes sebagai penyebab penyakit ginjal. Sementara hipertensi kita di Indonesia tinggi, apalagi diabetes. Seiring dengan dua penyakit itu tinggi, tentu penyakit ginjal naik juga," ucap dr. Maxi pada acara peringatan perayaan Hari Ginjal Sedunia 2024 di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Ginjal yang Harus Diperhatikan

Ketua Umum PERNEFRI dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, menekankan pentingnya skrining dan deteksi dini penyakit ginjal untuk mencegah gagal ginjal meski merasa sehat. Apalagi gagal ginjal di stadium awal seringkali tidak menimbulkan gejala.

“Skrining penyakit ginjal kronik dari cek kesehatan itu penting sekali. Dengan hanya pemeriksaan darah dan urin, pemeriksaan sederhana sudah bisa mengetahui apakah berpotensi gagal ginjal atau tidak,” ucapnya.

Masyarakat yang memiliki risiko tinggi menderita PGK seharusnya melakukan pemeriksaan berkala.

Adapun risiko tinggi dari penyakit ginjal, yaitu mereka yang berusia lebih dari 50 tahun, penderita diabetes, penderita hipertensi, perokok, obesitas, dan masyarakat yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal.

Pemeriksaan yang bisa dilakukan, antara lain, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan urine, dan pemeriksaan uji pembersihan kreatinin.

“Kalau kita bisa deteksi lebih dini, masa hidup akan lebih panjang lagi. Sehingga waktu yang kita bisa cegah untuk menjadi gagal ginjal makin panjang, yang berarti bebas dari terapi pengganti ginjal,” papar dr.Pringgo.

Baca juga: Macam-macam Penyakit Ginjal yang Umum Beserta Gejalanya

Selama tiga dekade terakhir, upaya pengobatan PGK berpusat pada persiapan dan pemberian terapi pengganti ginjal. Namun, terobosan terapeutik akhir-akhir ini menitikberatkan pada pencegahan atau menghambat progresivitas dan mengurangi komplikasi seperti penyakit kardiovaskular dan gagal ginjal, yang pada akhirnya memperpanjang kualitas hidup pasien dengan PGK.

Deputi Direksi Bidang Penjaminan Pembiayaan Manfaat BPJS Kesehatan Ari Dwi Aryani mengatakan, BPJS menjamin seluruh biaya pemeriksaan hingga pengobatan penyakit ginjal, bahkan hingga cangkok ginjal.

“Sepenuhnya dijamin oleh BPJS Kesehatan. Mulai dari skrining, yang belum sakit yang masih sehat bisa melakukan skrining dan dijamin oleh BPJS Kesehatan,” ucapnya pada acara yang sama.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes. menyebutkan berbagai alat-alat yang dibutuhkan untuk skrining dan deteksi dini PGK sudah disediakan di kabupaten/kota sehingga dapat menjangkau masyarakat luas.

Baca juga: Mengenal Gagal Ginjal Membuat Penderitanya Berisiko Cuci Darah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau