Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuntungan Transplantasi Ginjal Dibanding Cuci Darah

Kompas.com - 19/09/2023, 20:38 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Transplantasi ginjal merupakan terapi yang ideal bagi pasien gagal ginjal. Dibandingkan dengan terapi cuci darah atau hemodialisis, pasien cangkok ginjal memiliki kualitas hidup lebih baik.

Seseorang disebut mengalami gagal ginjal jika fungsi ginjalnya kurang dari 15 persen.

Ada beberapa terapi pengganti ginjal, yakni hemodialisis (HD), continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), dan transplantasi ginjal.

Wakil Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSCM Jakarta, Dr. dr. Maruhum Bonar Hasiholan Marbun, SpPD, KGH, menjelaskan, transplantasi ginjal adalah terapi yang lebih baik dibandingkan dengan melakukan cuci darah.

"Saat ini semakin banyak pasien gagal ginjal kronik yang ingin melakukan transplantasi ginjal karena lebih banyak keuntungannya," kata dokter Maruhum dalam acara seminar kesehatan yang diadakan oleh PT.Etana Biotechnologies Indonesia dan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia di Jakarta, pekan lalu.

Baca juga: Kenapa Hipertensi Bisa Menyebabkan Gagal Ginjal?

Keuntungan dari cangkok ginjal antara lain kesehatan dan kebugaran tubuh meningkat, batasan makan dan minum lebih longgar, dapat beraktivitas seperti sebelum mengalami penyakit ginjal dan dapat hidup lama dibandingkan jika tetap menjalani cuci darah.

Menurut dr.Maruhum, angka harapan hidup pasien transplantasi setelah 10 tahun menjalani operasi pencangkokan adalah 78 persen. Sementara itu jika pasien memilih terapi cuci darah setelah 10 tahun angka harapan hidupnya hanya 39 persen.

Konsumsi obat

Setelah proses transplantasi pasien harus mengonsumsi obat imunosupresan untuk mencegah rejeksi atau penolakan tubuh dari ginjal yang baru ditransplantasi.

"Bagaimana pun ginjal yang dicangkokkan itu benda asing, jadi ada risiko ditolak tubuh,"kata dr.Maruhum.

Sayangnya, menurut dia, sebagian besar pasien cangkok ginjal menjadi abai dengan kedisiplinan minum obat pasca transplantasi.

"Karena merasa sehat dan bugar sehingga tidak mengatur pola hidup dengan baik, tidak melakukan pemeriksaan secara rutin atau minum obat rutin, di mana hal ini sangat disayangkan,” ujarnya.

Baca juga: Kabar Baik Hasil Uji Coba Transplantasi Ginjal dari Babi ke Manusia oleh Ahli Bedah AS

Walau minat pasien gagal ginjal untuk melakukan transplantasi meningkat, namun jumlah rumah sakit yang bisa melaksanakan prosedur ini masih terbatas.

Berbagai alasan juga membuat para pasien ini bahkan enggan untuk memikirkannya, seperti biaya dan proses mencari donor yang bisa dibilang tidak mudah.

Sementara itu, dr. Mirna Nurasri Praptini, SpPD-KGH., M.Epid., mengatakan, pasien gagal ginjal kronis yang tidak atau belum mendapatkan donor ginjal, tetap harus rutin cuci darah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau