Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2024, 09:11 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Mata malas atau dalam dunia medis disebut amblyopia, merupakan kelainan pada mata yang sering diderita anak-anak. Kondisi ini sering dikira sama dengan mata juling atau strabismus.

Mata malas terjadi ketika penglihatan pada satu (atau kedua) mata terganggung karena mata dan otak tidak bekerja sama dengan baik.

Sementara itu strabismus merupakan kondisi ketidaksejajaran mata. Satu mata mungkin fokus pada suatu objek, sementara mata lainnya mungkin tampak berputar ke posisi lain.

Pada anak-anak, mata juling yang tidak dikoreksi dapat menyebabkan ambliopia, di mana otak mulai mengabaikan sinyal yang dikirim oleh mata yang lebih lemah dan tidak sejajar sehingga menyebabkan masalah penglihatan.

Selain karena mata juling, mata malas juga dapat disebabkan karena besarnya kelainan refraksi pada mata. Misalnya saja ketika anak mengalami rabun jauh yang parah pada satu mata saja.

Ketika hal ini terjadi, otak menjadi bergantung pada mata yang sehat, dan mengabaikan masalah mata dengan kelainan refraksi yang lebih banyak dan kurang digunakan.

Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mata Anak

Mendiagnosis kelainan mata anak

Mata malas dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata rutin. Anak-anak idealnya dibawa untuk melakukan pemeriksaan mata di usia 6 dan 12 bulan untuk mendeteksi ada tidaknya masalah pada penglihatan anak.

Selain itu, mata malas juga memiliki gejala sebagai berikut:

- Ketidaksejajaran mata atau juling
- Persepsi kedalaman dan penglihatan tepi yang buruk
- Anak sering menutup mata atau menyipitkan mata
- Gerakan mata tidak sama saat anak berusaha untuk fokus
- Sering memiringkan kepala
- Mata tampak sering bergetar

Baca juga: Benarkah Mata Minus, Silinder, dan Plus Menyebabkan Juling?

Terapi mata malas

Mata malas pada anak harus segera diatasi untuk mencegah kerusakannya menjadi permanen. Secara umum kelainan ini diatasi dengan mendorong agar mata yang tidak bekerja menjadi lebih aktif.

Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan, antara lain anak menggunakan kacamata sepanjang hari (kecuali saat mandi dan tidur), serta menggunakan penutup mata (eye patch) pada mata yang dominan.

Penutup mata tersebut ditujukan untuk mengembalikan perhatian otak terhadap masukan visual dari mata yang lebih lemah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau