Apa Bahayanya Jika GERD Tak Diobati

KOMPAS.com - Penyakit asam lambung atau sering disebut gastroesophageal reflux disease (GERD) dapat menimbulkan gejala yang mengganggu. Meski tidak membahayakan nyawa, tetapi gangguan pencernaan ini jangan diabaikan.

Gejala utama GERD adalah nyeri dada terbakar atau heartburn. Serangan heartburn biasanya terjadi setelah makan dan bisa bertahan beberapa jam.

Rasa tidak nyaman juga memburuk jika kita berbaring. Karena itu sebaiknya beri jeda setidaknya tiga jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur.

Dikutip dari WebMD, jika kondisi heartburn sering kumat atau bisa timbul beberapa kali dalam seminggu maka kondisi itu sudah termasuk GERD.

Tanpa pengobatan, GERD yang berlangsung lama bisa menyebabkan inflamasi, luka bisul, dan jaringan parut pada dinding kerongkongan. GERD juga dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel yang melapisi kerongkongan.

Baca juga: 3 Pemicu Heartburn Pada Penderita GERD, Pantang Diabaikan

Tujuan utama pengobatan GERD adalah mengurangi gejala dan mencegah komplikasi.

Penanganan GERD tanpa obat meliputi mengubah kebiasaan makan dengan mengurangi konsumsi daging berlebihan, makanan terlalu asam dan pedas, makan dalam porsi kecil, tidak langsung tidur setelah makan, hingga mengurangi berat badan.

Sementara itu obat-obatan untuk mengurangi keparahan GERD misalnya antasid dalam bentuk cair karena bisa lebih cepat bekerja.

Sesuai namanya, antasid bekerja untuk menetralisir asam lambung. Obat ini akan memberi kelegaan heartburn untuk sementara. Meski begitu jika gejala heartburn sudah terlalu sering, antasid mungkin kurang membantu.

Obat lain yang direkomendasikan adalah jenis H2 blocker yang dikonsumsi 30 menit sebelum makan. Fungsinya adalah menekan produksi asam lambung.

Bila obat-obatan yang dijual bebas tidak mampu mengurangi keparahan gejala, jangan tunda untuk berobat ke dokter. Dengan perawatan yang tepat dan modifikasi pola makan, GERD bisa diatasi hingga tuntas.

Baca juga: Panduan Makan untuk Penderita GERD yang Perlu Diperhatikan