KOMPAS.com - Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang menduduki peringkat keempat di Indonesia. Banyak masyarakat yang berpikir jika sudah pernah terkena DBD maka akan aman dan kebal.
Faktanya, seseorang bisa terjangkit DBD lebih dari satu kali karena virus dengue terdiri dari empat serotipe.
"Apabila seseorang telah terjangkit satu serotipe, mereka masih bisa terjangkit serotipe yang lain. Infeksi yang kedua dan seterusnya berpotensi lebih parah, bahkan bisa menyebabkan kematian,” kata Prof.Sri Rezeki Hadinegoro Sp.A(K), Ketua Indonesia Technical Advisory Group of Immunization dalam acara Indonesia Dengue Summit 2024 di Jakarta (23/6/2024).
Ia menjelaskan, antar serotipe virus dengue tidak ada reaksi silang sehingga tubuh tidak membentuk kekebalan. Selain itu, saat infeksi kedua antibodi yang membawa virus bisa langsung masuk ke sel tubuh sehingga gejalanya dapat lebih berat.
Keempat tipe virus dengue sama-sama ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Di daerah yang kasus penularan demam berdarah dengue (DBD) tinggi, anak-anak dan orang dewasa muda cenderung yang paling terkena dampaknya.
Baca juga: Siklus Penyakit DBD Berubah, Pencegahan Jadi Kunci
Dengan penanganan yang tepat, tingkat keparahan dan kematian akibat DBD bisa ditekan. Oleh karena itu sangat penting untuk mengenali gejala penyakit ini.
"Demam karena DBD biasanya tidak ada gejala khas. Tapi, waspadai jika anak demam mendadak, tidak ada batuk dan pilek," katanya.
Selain itu, waspadai juga jika tidak terjadi perbaikan setelah demam turun, anak menolak makan atau minum, muntah, jarang buang air kecil, nyeri perut, serta tangan dan kaki dingin.
"Jangan tunda lagi, segera bawa ke rumah sakit," ujar Prof.Sri.
Mengenai tindakan pencegahan, saat ini telah tersedia vaksin dengue yang bisa diberikan untuk anak usia 6 tahun sampai dengan orang usia 45 tahun. Penelitian menunjukkan, pemberian vaksin dapat mengurangi keparahan penyakit apabila terjangkit DBD.
Baca juga: Demam DBD Seperti Apa? Simak Ciri-cirinya Berikut...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.