Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Berisiko Mengalami Henti Jantung? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 03/07/2024, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Henti jantung mendadak bisa menjadi silent killer pada orang yang tidak memiliki riwayat sakit jantung.

Merujuk Kementerian Kesehatan RI, henti jantung atau cardiac arrest menempati 50 persen dari kematian akibat masalah jantung.

Parahnya, 50 persen kasus henti jantung mendadak merupakan gejala pertama yang muncul pada orang yang tidak memiliki riwayat masalah jantung.

Baca juga: Pertolongan Pertama untuk Henti Jantung yang Tepat Menurut Dokter

Pada orang yang memiliki kelainan jantung tetapi sebelumnya tidak ada keluhan yang muncul sama sekali, bisa juga henti jantung adalah gejala pertama yang muncul.

Henti jantung terjadi ketika jantung berhenti berdetak atau berdetak sangat cepat, sehingga berhenti memompa darah, seperti yang dikutip dari Cleveland Clinic.

Selama jantung berhenti, penderita biasanya akan kolaps. Gejalanya muncul tanpa peringatan.

Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa, jika penderitanya tidak segera mendapatkan pertolongan medis.

Untuk mengetahui siapa saja yang berisiko mengalami henti jantung, baca terus artikel ini.

Baca juga: Kata Dokter Tentang Penyebab Henti Jantung pada Atlet Muda

Faktor risiko henti jantung

National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), seseorang berisiko lebih tinggi mengalami henti jantung, jika memiliki faktor risiko sebagai berikut:

  • Mengonsumsi alkohol berlebihan
  • Melakukan aktivitas fisik atau olahraga kompetitif. Pada 1 dari 3 kasus henti jantung pada atlet, kejadiannya terjadi saat mereka sedang beristirahat atau tidur setelah beraktivitas.
  • Menggunakan kokain, amfetamin, atau mariyuana baru-baru ini
  • Minum terlalu banyak kopi. Hal ini lebih umum terjadi pada orang yang tidak minum kopi secara teratur. Peminum kopi secara teratur harus membatasi konsumsi tidak lebih dari enam cangkir kopi berukuran 5 ons per hari.
  • Stres emosional yang parah pada bulan sebelumnya
  • Infeksi influenza pada bulan sebelumnya
  • Memiliki riwayat masalah jantung, seperti penyakit jantung koroner, aritmia, cacat jantung baawaan, dan gagal jantung
  • Usia yang bertambah tua, di atas 30 tahun
  • Memiliki keluarga dengan riwayat henti jantung

Selain itu, Anda yang memiliki masalah kesehatan tertentu lainnya juga bisa berisiko mengalami henti jantung.

Baca juga: Kenali Henti Jantung yang Akibatkan Pebulu Tangkis China Meninggal

Beberapa kondisi medis yang dapat membuat Anda berisiko terkena henti jantung, contohnya:

  • Henti napas, yang bisa terjadi karena tersedak, tenggelam, trauma, overdosis obat, keracunan, pneumonia, dan gangguan kejang.
  • Diabetes dan perubahan kadar elektrolit, seperti kalium, magnesium, dan kalsium dalam darah, meningkatkan risiko serangan jantung.
  • Cedera pada dada karena hantaman yang keras

Cedera karena pukulan di sisi kiri dada tepat di atas jantung juga dapat menyebabkan henti jantung mendadak. Cedera ini paling sering disebabkan oleh bola bisbol, hoki, dan softball.

Cedera dada juga dapat terjadi saat bermain sepak bola. Anak-anak (terutama laki-laki) memiliki risiko tertinggi untuk jenis cedera ini.

Demikianlah sejumlah faktor risiko henti jantung yang beberapa dapat dihindari dengan menjaga gaya hidup sehat untuk tetap sehat secara fisik dan mental. Selain itu, penyakit ini juga bisa dicegah dengan rajin melakukan medical check up.

Baca juga: 4 Komplikasi Henti Jantung Beserta Gejalanya yang Harus Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau