Ditemukan variasi di berbagai wilayah otak, terutama yang terlibat dalam pemrosesan hadiah, masalah sosial dan emosional, stres, dan lainnya. Beberapa perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor genetik. Ini membuat ada orang yang memang lebih rentan terhadap kecanduan.
Selain itu, orang yang kecanduan judi juga memiliki volume otak bagian amygdala dan hippocampus yang lebih kecil. Ini adalah dua bagian otak yang berperan dalam pengaturan stres dan emosional.
Bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengendalikan impuls dan membuat keputusan rasional (korteks prefrontal) juga menjadi kurang aktif. Ini membuat seseorang lebih sulit untuk berhenti berjudi meskipun mereka tahu akibatnya buruk bagi mereka.
Baca juga: 9 Tanda-tanda Kecanduan Judi yang Harus Diwaspadai
Mengatasi kecanduan
Mengatasi adiksi judi membutuhkan pendekatan yang komprehensif, mencakup dukungan psikologis, perubahan perilaku, dan seringkali dukungan dari keluarga dan teman.
Langkah yang bisa diambil pertama-tama adalah menyadari masalah dan mengakui bahwa kita memang kecanduan.
Jangan menganggap judi sebagai cara untuk mendapatkan uang. Mulailah untuk mencicil utang-utang akibat judi, bukannya menghindarinya.
Carilah bantuan profesional, terutama psikolog atau psikiater yang bisa memberikan terapi yang sesuai untuk melepaskan diri dari kecanduan.
Baca juga: Upaya Pemerintah Perangi Judi Online Dianggap Lamban, Diharap Membuahkan Hasil Positif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.