KOMPAS.com - Efek kecanduan kafein terkadang dapat mengakibatkan masalah fisik dan perilaku.
Kecanduan kafein adalah penggunaan kafein secara berlebihan dan berbahaya selama jangka waktu tertentu, sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, interaksi sosial, dan aspek lain dalam hidup Anda, seperti yang dikutip dari Very Well Mind.
Kopi, teh, soda, makanan yang mengandung cokelat, dan sumber kafein lainnya dapat menimbulkan ketergantungan, yang mengakibatkan perubahan kimia di otak.
Konsumsi harian dapat dengan cepat menyebabkan kecanduan kafein, yang ditandai dengan keinginan dan gejala putus zat, jika asupannya dikurangi atau dihentikan.
Baca terus artikel ini untuk tahu apa saja dampak kecanduan dari zat adiktif ini.
Baca juga: Apakah Anda Kecanduan Kafein? Ini Ciri-cirinya...
Mengutip Addiction Help, dampak yang bisa muncul akibat kecanduan kafein meliputi berikut:
Kafein merupakan stimulan alami yang menstimulasi sistem saraf pusat dann memblokir reseptor adenosin yang mengakibatkan rasa lelah.
Kadar kafein yang tinggi dapat merangsang sistem saraf secara berlebihan, yang mengakibatkan pusing serta gemetar tangan dan tubuh.
Kecemasan berkaitan erat dengan pusing atau gemetar akibat kafein. Ini sering disebut sebagai rasa gelisah akibat kafein.
Kecemasan yang meningkat merupakan gejala yang sangat umum dari kecanduan kafein.
Baca juga: Batas Aman Konsumsi Kafein Per Hari yang Perlu Diperhatikan
Nyeri dada terkadang dapat muncul bersamaan dengan masalah kecemasan akibat kecanduan kafein.
Beberapa orang dengan sensitivitas kafein dapat mengalami penurunan aliran darah dan nyeri dada, jika mengonsumsi kurang dari dua cangkir kopi.
Insomnia dan kesulitan tidur merupakan keluhan umum bagi pengguna kafein.
Efek stimulan yang membuat terjaga setengahnya masih berada dalam tubuh setelah enam jam. Bahkan, mungkin bisa sampai 10 jam.
Namun, orang yang ketergantungan kafein bisa mengalami masalah tidur, meskipun tidak minum kopi selama sehari.
Baca juga: 6 Efek Samping Kafein untuk Anak yang Perlu Diperhatikan Orang Tua
Peningkatan detak jantung merupakan salah satu cara asupan kafein meningkatkan fokus dan membuat Anda merasa lebih waspada.
Kondisi ini tentu saja bisa memperburuk kecemasan, pusing, atau gemetar, dan bahkan mengakibatkan nyeri dada.
Banyak minuman berkafein yang merangsang dan mengencangkan otot-otot yang mempercepat proses pencernaan.
Secara khusus, peminum kopi sering mengeluhkan masalah seperti diare atau sakit perut.
Mereka yang mengonsumsi minuman berenergi mengalami lebih banyak masalah pencernaan karena kandungan gula yang berlebihan.
Masalah perut yang umum menjadi efek kecanduan kafein, seperti diare, kembung, sispepsia, gastritis, GERD, sindrom iritasi usus besar, dan penyakit radang usus.
Baca juga: 8 Manfaat Kafein untuk Kesehatan yang Potensial
Minuman berkafein sering kali bertimdak sebagai diuretik ringan.
Meskipum sering buang air kecil tampak tidak berbahaya, hal ini dapat mengakibatkan dehidrasi seiring waktu.
Makanan dan minuman yang mengandung kafein tentu dapat membantu konsentrasi, tetapi asupan dalam jumlah besar dapat menimbulkan efek yang sangat buruk.
Asupan kafein yang tinggi dapat mengakibatkan peningkatan detak jantung, tekanan darah tinggi, gangguan lambung, yang membuat Anda sulit fokus.
Dalam kasus sindrom putus kafein, kesulitan konsentrasi adalah gejala yang sangat umum.
Demikianlah beberapa efek yang bisa muncul dari kecanduan kafein.
Jadi, pastikan Anda tidak kecanduan kafein. Kecanduan melibatkan penggunaan kafein secara berlebihan dan mengandalkan stimulan ini untuk mengatasi hidup dengan lebih baik, meskipun Anda tahu ada efek samping yang mungkin akan Anda alami.
Baca juga: 5 Manfaat Kafein untuk Kulit yang Perlu Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.