Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Banyak Buah Turunkan Risiko Depresi pada Lansia

Kompas.com - 12/08/2024, 07:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Buah tidak hanya memberi sensasi menyegarkan pada tubuh. Ternyata, makan banyak buah bisa mencegah depresi pada lansia

Hal itu dibuktikan melalui studi di The Journal of Nutrition, Health and Aging. 

Studi di seluruh dunia telah memperkirakan bahwa prevalensi gejala depresi di usia lanjut berkisar antara 17,1 persen hingga 34,4 persen, dan di antara mereka yang memiliki gejala depresi ringan atau subklinis, 8-10 persen dapat bertransisi menjadi depresi berat setiap tahun,” kata penulis studi senior Woon Puay Koh, MBBS, PhD, profesor di Program Penelitian Translasional Umur Panjang yang Sehat, Universitas Nasional Singapura.

 Ditulis laman Health, Jumat (9/8/2024) studi longitudinal di Singapura ini melacak hampir 14.000 partisipan selama lebih dari 20 tahun. 

Baca juga: Diabetes Apa Boleh Makan Buah? Ini Penjelasan Ahli...

Mereka yang mengonsumsi buah paling banyak (setidaknya tiga porsi per hari) mengurangi kemungkinan depresi terkait usia setidaknya sebesar 21 persen.

Buah-buahan yang dimaksud adalah 14 pilihan khusus yang umum dikonsumsi di Singapura. 

Di antaranya, jeruk, jeruk keprok, pepaya, pisang, dan semangka secara khusus dikaitkan dengan penurunan risiko depresi.

Alasan pasti mengapa makan lebih banyak buah di usia 40-an atau 50-an dapat meningkatkan kesehatan mental di usia tua tidak jelas, kata Koh, tetapi banyak faktor yang mungkin berperan.

"Buah-buahan umumnya mengandung antioksidan dan zat gizi mikro anti-inflamasi tingkat tinggi, seperti vitamin C, karotenoid, dan flavonoid, dan zat gizi ini telah terbukti mengurangi stres oksidatif dan menghambat proses inflamasi dalam tubuh," kata Koh. Koh yakin ini adalah penjelasan yang paling mungkin untuk temuan penelitian tersebut.

Sayuran, yang juga dievaluasi dalam penelitian ini, tidak memiliki dampak yang dapat diamati pada depresi di kemudian hari, sebuah temuan yang mengejutkan para peneliti.

Baca juga: Buah Apa yang Bagus untuk Menurunkan Kolesterol? Berikut 4 Daftarnya…

Meskipun sayuran juga merupakan sumber senyawa antioksidan yang kaya , metode persiapannya yang umum dapat mengurangi dampak anti-inflamasinya.

"Buah-buahan biasanya dimakan mentah sebagai camilan sepanjang hari, sedangkan sayuran biasanya dimasak untuk makan,” katanya.

"Memasak diketahui sebagai proses yang dapat mengubah bioavailabilitas dan aktivitas nutrisi dalam sayuran, dan dengan demikian membatasi efek perlindungan nutrisi ini terhadap depresi," tambahnya.

Meskipun ada temuan penelitian yang menarik tentang konsumsi buah di usia paruh baya, Koh mengatakan itu tidak berarti usia paruh baya adalah waktu terbaik (atau satu-satunya) untuk makan lebih banyak buah.

Baca juga: Buah Pala Dapat Menyembuhkan Penyakit Apa Saja? Berikut 6 Daftarnya

Studi lain yang dilakukan di tempat lain juga menemukan manfaat memasukkan buah dalam pola makan yang dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih baik pada anak-anak dan kaum muda.

Bagi kebanyakan orang dewasa, tiga hingga empat porsi buah per hari (1,5 hingga 2 cangkir) sudah cukup.

Pasalnya, mengonsumsi buah-buahan tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sakit perut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau