Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Efektif Saline Drop Mengatasi Flu pada Bayi

Kompas.com - 19/09/2024, 09:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Gejala-gejala flu seperti pilek, hidung tersumbat, dan batuk, bisa membuat bayi menjadi lebih rewel dan susah tidur.

Untuk melegakan pernapasan banyak orangtua yang memiliki menggunakan cairan saline, baik berbentuk tetes (drop) atau pun semprot.

Dalam versi tradisional cairan saline hanya berisikan dua unsur yakni air dan garam. Cairan tersebut dikenal sebagai "saline hipertonik" yang berarti mengandung garam konsenstrasi tinggi melebihi dari yang biasanya ada di cairan tubuh.

Di banyak negara cairan ini sudah menjadi "obat" untuk mengurangi gejala flu dengan cara mengencerkan lendir yang membuat hidung anak tersumbat.

Menurut penelitian Dr.Steve Cunningham, profesor pediatrik di Universitas Edinburgh, tetesan saline kemungkinan bisa mengurangi jumlah virus (viral load) dalam tubuh.

Baca juga: Pertolongan Pertama Saat Anak Flu dan Batuk

"Sudah jadi pengetahuan umum bahwa jumlah virus yang tinggi memiliki kemampuan penularan lebih besar," kata Cunningham.

Ia melakukan penelitian dengan cara memberikan cairan hipertonik saline tetes hidung pada 150 anak yang menderita flu. Cairan itu mengandung 2.6 persen garam, melebihi dari standar yaitu 0.9 persen.

Sebagai pembanding, 151 anak lain yang juga flu mendapatkan perawatan biasa di rumah, misalnya beristirahat dan mengonsumsi obat penurunan demam dan pilek.

Hasilnya, pada kelompok anak yang diberi tetes hidung segera setelah gejala flu muncul, durasi sakitnya dua hari lebih pendek dibanding kelompok yang tidak mendapat tetes hidung.

Selain itu, mereka juga cenderung lebih menularkan flu kepada anggota keluarga lainnya.

Meski begitu, keampuhan dari cairan tetes ini akan berkurang jika baru diberikan lebih dari 24 jam setelah gejala flu mulai timbul. Hal ini menunjukkan, terapi ini efektif pada tahap awal flu.

Baca juga: 8 Penyebab Pilek Tak Kunjung Sembuh dan Cara Mengatasinya

Mengurangi durasi sakit

Cuningham menjelaskan, mengurangi durasi dan juga penularan flu, meski sedikit, dapat berdampak besar.

Dalam setahun, rata-rata orang dewasa mengalami sakit flu dua sampai empat kali. Pada anak-anak, jumlahnya bisa dua kali lipatnya karena daya tahan tubuh mereka terhadap lebih dari 200 jenis virus penyebab flu belum terbangun sempurna.

"Sakit flu itu biasanya ringan, tapi juga terkadang bisa menyebabkan komplikasi yang berat," katanya.

Flu yang ringan sekalipun bisa membuat anak tidak nyaman dan bisa mengganggu waktu mereka untuk bermain dan belajar.

Tak cuma itu, karena anak lebih rentan tertular flu, mereka juga berpotensi menjadi sumber penularan pada orang di sekitarnya.

Cunningham menyebutkan, obat flu yang berada di pasaran bekerja untuk mengurangi keparahan gejala sambil menunggu infeksinya reda. 

"Dengan demikian, pemakaian cairan saline untuk mengurangi durasi gejala flu dapat membantu mengurangi dampak pada anak-anak dan juga keluarga, sehingga orang tua dapat kembali beraktivitas seperti biasa lebih cepat,” katanya.

Baca juga: Ini Perbedaan Flu Singapura dengan Flu Musiman Menurut Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau