KOMPAS.com - Kencing berbusa bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satu yang umum adalah adanya penyakit ginjal.
Mengutip Healthline, kencing berbusa sesekali mungkin hal normal. Misalnya, ketika kandung kemih penuh, air seni Anda bisa menjadi berbuih karena aliran urine kuat dan cepat.
Namun, jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, bisa menjadi tanda suatu masalah kesehatan yang terkait dengan ginjal.
Baca terus artikel ini untuk tahu hubungan kencing busa dengan penyakit ginjal.
Baca juga: Berapa Lama Waktu yang Aman untuk Menahan Kencing? Ini Ulasannya...
Dikutip dari Northwestern Medicine, Cybele Ghossein, MD, seorang nefrologis Northwestern Medicine mengatakan bahwa urine yang normal berwarna bening kekuningan, tanpa darah atau busa.
Ghossein menekankan, busa dalam urine berbeda dengan gelembung.
Gelembung berbentuk lebih besar, bening, dan bisa hilang. Busa berwarna putih dan kemunculannya bertahan lama.
Kencing berbusa bisa mengindikasikan urine mengandung terlalu banyak protein, yang disebut albumin.
Hal ini dapat terjadi apabila ginjal tidak berfungsi dengan baik. Dengan kata lain, kencing berbusa bisa menjadi tanda penyakit ginjal.
Baca juga: Apa Sering Menahan Kencing Berakibat Penyakit Ginjal? Ini Ulasannya...
Salah satu fungsi ginjal yang paling penting adalah membuang produk limbah dan air berlebih dari darah.
Protein dalam darah yang disaring oleh ginjal seharusnya disimpan di dalam tubuh.
Jika ginjal melepaskan protein ke dalam urine, berarti ginjal tidak berfungsi dengan baik.
Sementara, kebocoran protein ke dalam urine ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, termasuk diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Adanya protein dalam urine tidak serta-merta berarti Anda mengalami kerusakan ginjal.
Oleh karenanya, Anda harus segera periksa ke dokter, jika Anda memiliki kencing berbusa.
Dokter akan menguji rasio albumin terhadap keratin dalam urine (UACR) Anda selama tiga bulan ke depan, seperti yang dikutip dari National Kidney Foundation.
Baca juga: Kebiasaan Menahan Kencing Apa Akibatnya? Ini Penjelasannya...
Jika setiap tes urine menunjukkan hasil positif mengandung protein, bahkan melebihi normal, Anda kemungkinan mengalami penyakit ginjal.
Dikutip dari Healthline, kadar protein dalam urine 30 miligram per gram (mg/gram) atau kurang dari itu dianggap normal.
Kadar protein dalam urine 30-300 mg/gram menunjukkan peningkatan kadar sedang dan potensi penyakit ginjal kronis.
Tingkat berbahaya, jika kadar protein mencap300 mg/gram atau lebih.
Semakin tinggi kadar protein dalam urine, menandakan fungsi ginjal semakin buruk.
Anda mungkin juga perlu menjalani pemeriksaan estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR) atau biopsi ginjal untuk menemukan kerusakan ginjal.
Baca juga: Penyebab Kencing Nanah yang Bisa Menular Melalui Aktivitas Seksual
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.