Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Minat terhadap Camilan 'Bebas Gula' Alami Peningkatan

Kompas.com - 14/08/2024, 14:56 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Minat konsumen muda di Indonesia dan Malaysia terhadap camilan 'bebas gula' tercatat mengalami peningkatan dalam satu tahun terakhir dari 16,4 persen menjadi 31 persen.

Hal tersebut dibuktikan melalui studi yang dilakukan perusahaan riset konsumsen, Neurosensum dalam laporan bertajuk Healthy Snacking: Global Trends Shaping Indonesian & Malaysian Markets in 2024 yang mengungkap tren konsumsi camilan di Indonesia dan Malaysia pada tahun 2024.

Studi ini dilakukan dengan melakukan survei terhadap total 800 konsumen di Indonesia & Malaysia, dengan rentang usia 18 sampai 54 tahun, pada lintas sosial ekonomi status.

Baca juga: Apakah Singkong Meningkatkan Gula Darah? Berikut Penjelasannya...

Berdasarkan data yang dikumpulkan, laporan ini menyoroti beberapa perubahan signifikan dalam perilaku dan preferensi konsumen terhadap camilan.

Penelitian menyatakan bahwa konsumen usia menengah masih mencari tingkat gula yang diizinkan, dengan minat yang lebih tinggi terhadap camilan ‘rendah gula’ atau ‘tanpa gula tambahan’.

Camilan yang memiliki varian rendah gula juga lebih menarik bagi konsumen ketimbang mengganti gula dengan opsi lain, seperti stevia dan gula aren.

Dengan begitu, produsen camilan perlu memahami tingkat gula yang tepat dalam produk mereka berdasarkan demografi konsumen yang ingin mereka targetkan.

Selain membahas prefrensi terhadap makanan manis, studi juga menjelaskan bahwa konsumen muda di Indonesia lebih tertarik pada camilan yang diproduksi secara fresh dengan kemasan bersih, sementara konsumen yang lebih tua menunjukkan minat yang lebih tinggi terhadap bahan alami dan organik.

Konsumen juga mencari brand yang mempraktikkan produksi yang etikal dan transparan dalam penggunaan bahan, dengan menampilkan gambar bahan pada kemasannya.

Inilah yang menjelaskan lebih dari 50 persen konsumen memeriksa daftar bahan pada kemasan produk, sementara lebih dari 75 persen memeriksa fakta nutrisi saat membeli produk camilan.

Saat ini konsumen muda juga menunjukkan minat tinggi terhadap klaim spesifik seperti 'tanpa pengawet', 'tanpa bahan kimia sintetis', dan 'tanpa bahan tambahan'.

Sementara, konsumen yang lebih tua cenderung mencari klaim dasar, seperti 'tanpa bahan buatan', dan 'tanpa pewarna atau perasa buatan'.

Baca juga: Makan Bergizi Gratis Harus Bebas dari Pangan Tinggi Gula, Garam, dan Lemak

Studi juga memaparkan preferensi untuk bahan nabati, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, kedelai, tahu, ekstrak buah dan sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh, sebagai sumber protein lebih diminati daripada protein hewan, seperti telur, unggas, daging merah, ikan, dll.

Biji-bijian utuh seperti gandum, quinoa, millet, dll lebih diterima sebagai bahan dasar untuk camilan, tetapi banyak konsumen tidak menganggapnya sebagai sumber protein.

Hal ini disebabkan serat biji-bijian lebih dikenal untuk kesehatan pencernaan dibanding sebagai sumber protein.

Dengan lebih banyak edukasi tentang manfaat nutrisi lain dari biji-bijian utuh, ada peluang untuk menargetkan dan mengembangkan segmen ini untuk camilan.

Konsumen Indonesia menunjukkan minat yang tinggi terhadap produk cemilan baru yang mengandung buah asli, buah kering, atau ekstrak buah. Sekitar 70 persen, preferensi konsumen untuk camilan dengan tambahan mikronutrien seperti vitamin A & C tinggi, menunjukkan bahwa peningkatan sistem kekebalan tetap menjadi perhatian bahkan setelah pandemi.

Mengonsumsi camilan yang kaya serat dan mengandung probiotik adalah salah satu tren terpenting dengan daya tarik tertinggi di Indonesia, karena konsumen mencari pencernaan yang sehat dan meningkatkan kesehatan usus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau