Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2024, 07:30 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Diplopia atau penglihatan ganda adalah kondisi di mana seseorang melihat dua gambar dari satu objek.

Dokter spesialis mata dr. Salmarezka Dewiputri, SpM(K) dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta menjelaskan penanganan yang tepat dari kondisi ini.

"Kondisi diplopia atau penglihatan ganda ada dua jenis, pertama adalah diplopia monokular atau terjadi pada satu mata, dan kedua adalah diplopia binokular atau terjadi pada dua mata," ujar Salmarezka, Rabu (28/8/2024) seperti ditulis Antara.

Baca juga: Kenali Apa itu Diplopia yang Diidap Pebalap Marc Marquez

Diplopia monokular adalah penglihatan ganda yang terjadi pada satu mata. Kondisi ini terjadi ketika adanya gangguan pada kornea dan lensa mata, misalnya katarak, mata kering, hingga astigmatisme (gangguan penglihatan akibat kelainan pada kelengkungan kornea atau lensa mata).

Sementara diplopia binokular adalah penglihatan ganda yang terjadi pada kedua mata. Kondisi ini terjadi akibat gangguan pada otot, saraf, dan otak.

"Pasien perlu mengetahui apakah ini (diplopia) terjadi pada satu mata atau dua mata, hal ini harus diperiksa terkait gejalanya apakah berbahaya atau tidak," kata Salma.

Menurutnya, pasien diplopia akan mengalami gejala berbeda sesuai dengan jenisnya. Pada pasien diplopia monokular, pasien dapat melihat normal pada satu mata, sedangkan satu mata lainnya melihat satu objek menjadi dua.

Jika pasien menutup mata yang terkena diplopia, pasien dapat melihat jelas. Namun, jika pasien menutup mata yang normal, penglihatan ganda akan muncul.

"Gejalanya biasanya sulit fokus karena penglihatan berbayang atau tidak jelas, kemudian karena penglihatan gandanya terjadi terus-menerus biasanya disertai sakit kepala, bisa juga disertai gejala lain seperti kehilangan keseimbangan dan tegang pada area mata," kata Salma.

Baca juga: Kenali Retina Mata Robek yang Sangat Berbahaya

Sementara pada diplopia binokular, kedua mata pasien akan melihat satu objek menjadi dua. Namun, jika salah satu mata ditutup, baik pada mata kiri maupun kanan, mata yang terbuka dapat melihat dengan normal.

"Diplopia monokular sebenarnya terjadi karena media retraksi, seperti kaca mata yang silinder astigmat, kadang-kadang kalau tidak terkoreksi bisa menyebabkan diplopia atau penglihatan ganda," kata dia.

Kondisi di atas pada pasien diplopia monokular cenderung tidak berbahaya karena dapat diatasi dengan penggantian kaca mata atau operasi bagi pasien katarak.

Sebaliknya, pasien dengan diplopia binokular cenderung berbahaya karena dapat disebabkan oleh faktor risiko penyakit lain. Misalnya diabetes, mata juling yang terjadi saat dewasa, hingga peradangan di otot atau lemak mata.

"Kalau mengarah ke yang berbahaya, biasanya disebabkan diplopia binokular yang terjadi pada dua mata dan pengobatannya akan disesuaikan dengan kondisi penyebab diplopia yang menyertai pasien," sambungnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar pasien segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami penglihatan ganda atau sulit melihat dengan jelas secara tiba-tiba. Terlebih, jika pasien mengalami penglihatan ganda yang disertai gejala lainnya, seperti sakit kepala hebat dan sakit pada area mata.

Nantinya, dokter akan melakukan penanganan diplopia pada pasien sesuai dengan penyebabnya. Misalnya, penggantian kaca mata untuk diplopia monokuler yang disebabkan oleh retraksi kaca mata, atau pemberian obat sesuai dengan kondisi penyebab diplopia pada pasien diplopia binokular.

"Nanti akan diperiksa lagi oleh dokter mata, harus dipastikan lagi diplopia monokular atau binokular. Konsultasikan dengan dokter mata untuk mendapatkan diagnosis yang tepat," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau