Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Stres Menyebabkan Jerawat? Berikut Penjelasan Dokter...

Kompas.com - 12/09/2024, 21:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Jerawat adalah kondisi kulit yang terjadi ketika folikel rambut tersumbat minyak dan sel-sel kulit mati.

Gejala jerawat yang umum, termasuk komedo, papula, muncul benjol berisi nanah, hingga tonjolan besar yang terasa nyeri atau disebut nodul.

Jerawat umumnya disebabkan oleh produksi minyak (sebum) yang berlebihan. Kebiasaan mengonsumsi makanan berminyak, mengandung banyak lemak, dan tinggi gula juga bisa memicu timbulnya jerawat.

Kemudian, paparan polusi atau radikal bebas lain serta bakteri bisa juga memicu masalah kulit ini. Lalu, apakah stres dapat menyebabkan jerawat?

Ya, stres dapat memengaruhi kesehatan kulit karena memicu perubahan hormon. Untuk lebih jelasnya, simak pemaparan dokter berikut.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Ketika Jerawat Breakout? Ini Kata Dokter

Apakah stres menyebabkan jerawat?

dr. Arieffah, Sp. KK menjelaskan hubungan stres dengan jerawatDok. dr. Arieffah, Sp. KK dr. Arieffah, Sp. KK menjelaskan hubungan stres dengan jerawat

Dokter spesialis kulit dan kelamin dr. Arieffah, Sp.KK mengatakan bahwa stres bisa menjadi salah satu penyebab jerawat.

Menurut Arieffah, stres menyebabkan kadar hormon androgen menjadi tinggi sehingga produksi minyak menjadi tidak terkontrol.

"Stres bisa meningkatkan hormon. Nah, salah satu hormon yang mengalami peningkatan adalah hormon androgen," kata dr.Arieffah saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/9/2024).

"Hormon androgen berperan dalam regulasi atau pengaturan produksi kelenjar minyak sehingga karena stimulasi tersebut maka muncul jerawat. Karena salah satu patogen penyebab terjadinya jerawat yaitu kadar androgen tinggi.

Selain androgen, jenis hormon lain yang bisa menyebabkan jerawat yaitu kortisol.

Dilansir dari Verywell Mind, kortisol adalah hormon stres yang dilepaskan oleh sistem endokrin sebagai respons terhadap stres dan tekanan.

Hormon kortisol mengakibatkan produksi sebum di kulit mengalami peningkatan. Akibatnya, pori-pori kulit akan tersumbat dan muncul jerawat yang menyebabkan ketidaknyamanan.

Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi juga dapat mengakibatkan wajah berjerawat.

Baca juga: Berapa Lama Noda Hitam Bekas Jerawat Akan Hilang? Ini Penjelasannya…

 

Penyebab jerawat lainnya

Selain karena stres, ada beberapa pemicu jerawat yang perlu Anda ketahui.

Arieffah menjelaskan, hiperkeratinisasi pada folikel pilosebasea juga kerap memicu jerawat pada kulit.

Untuk diketahui, folikel pilosebasea adalah struktur yang terdiri dari folikel rambut, batang rambut, dan kelenjar sebasea.

"Itu kayak akar rambut, di situ terjadi hiperkeratinisasi, jadi lengket. Sehingga ujung dari akar rambut itu jadi tertutup, harusnya berlubang," kata dokter yang berpraktik di RS Hermina Surakarta tersebut.

Penyebab jerawat berikutnya yaitu akibat infeksi bakteri dan inflamasi atau peradangan.

"Penyebab jerawat berikutnya yaitu proliferasi dari bakteri penyebab jerawat yang disebut Propionibacterium acnes, terakhir inflamasi atau peradangan," tutup Arieffah.

Untuk memastikan penyebab jerawat, sebaiknya melakukan konsultasi ke dokter spesialis kulit untuk mendapat diagnosis sekaligus rekomendasi perawatan yang sesuai kondisinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau