KOMPAS.com - Sebagian orangtua sering kali menghadapi beragam masalah dalam memberi asupan gizi kepada anak selama MPASI. Sebagai contoh, anak tidak mau makan atau kesulitan mengunyah ketika diberi protein hewani, seperti daging ayam dan daging sapi.
Dinta, warga Dukuh Sidodadi, Desa Banaran, Delanggu, Klaten, menuturkan keresahannya saat si kecil tidak doyan makan sehingga berat badannya hanya naik sedikit.
"Biasanya sudah masak masakan keluarga, tapi belum tentu dia mau. Ya, kadang berpikir anak doyan makan sudah alhamdulillah banget, walaupun nggak semua masuk (dimakan anak). Tapi, saya penginnya bisa kasih lauk protein hewani, nabati, sayur, dan buah biar dia bisa tumbuh dan berkembang maksimal," kata Dinta saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/9/2024).
Untungnya, anak perempuan Dinta yang kini berusia 18 bulan menjadi salah satu balita yang dipantau tumbuh kembangnya secara langsung oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Delanggu yang bekerjasama dengan kader Posyandu Dahlia Desa Banaran.
Baca juga: Cegah Gondongan, IDAI Minta Kemenkes Masifkan Vaksin MMR-Varicella
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, tenaga medis Puskesmas Delanggu, mencakup dokter, ahli gizi, perawat, dan bidan ikut dikerahkan dalam mengatasi masalah gizi di desa-desa yang tersebar di Kecamatan Delanggu, termasuk Desa Banaran.
Untuk Desa Banaran, pendampingan dilakukan oleh bidan Puskesmas Delanggu, Titin Apriyantiningsih, Amd. Keb. Selain bidan Titin, Posyandu Dahlia Desa Banaran juga didampingi oleh perawat Puskesmas Delanggu, Tri Winarni yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Desa Banaran
Para nakes memberi pelatihan kepada kader Posyandu Dahlia terkait pencatatan dan pelaporan data, menjelaskan penggunaan buku KIA bagian balita, memantau tumbuh kembang dengan hadir setiap penimbangan yang dilaksanakan sekali dalam sebulan, dan memberi panduan dan pendampingan dalam pemberian makanan tambahan mengandung protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi anak serta mencegah stunting.
Ketua Posyandu Dahlia Desa Banaran, Ambar Lestari menjelaskan bahwa tim tenaga kesehatan dari Puskesmas Delanggu datang memantau sekaligus membagikan ilmu, menjelaskan informasi atau update terkini dari Kementerian Kesehatan pada pertemuan rutin kader.
Bicara mengenai pemberian makanan tambahan, Ambar menyebut bahwa petugas tenaga kesehatan dari Puskesmas Delanggu turut memberikan informasi mengenai Pedoman Gizi Seimbang dari Kemenkes RI, yang didalamnya mengandung sumber protein.
Ambar memberi contoh, ketika ada menu ayam, kader Posyandu Dahlia diajak membuat beragam menu, seperti nugget, dimsum, dan bumbu kecap.
"Anak-anak biasanya suka dibuat nugget karena mudah dikunyah, tidak alot, bentuknya bisa divariasi, terus kan mudah dipegang, jadi mereka suka," kata Ambar kepada Kompas.com, Jumat (20/9/2024).
"Kalau olahan yang lain mungkin dimasak kecap, dibuat dimsum, tapi nggak semua suka dimsum karena homemade jadi kadang masih ada bau amis, pernah juga dibuat sempol, cuma masalahnya khawatir kan itu ada tusuknya yang bisa membahayakan anak," imbuhnya.
Baca juga: Kemenkes Berdayakan Ibu-ibu Lokal Siapkan PMT untuk Balita
Bicara mengenai upaya peningkatan gizi di Desa Banaran, bidan Titin mengatakan bahwa program sudah berjalan dengan baik. Terlebih, pemantauan dilakukan setiap seminggu sekali.
Dari puskesmas, bidan Titin mengatakan, ada lembar form terkait grafik pertumbuhan untuk pencatatan.