KOMPAS.com - Air Susu Ibu merupakan makanan utama bayi sejak dilahirkan sampai usia 6 bulan, kemudian bisa dilanjutkan sampai bayi berusia 1-2 tahun sebagai pendamping makanan.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat menurunkan risiko kematian bayi akibat infeksi hingga 13 persen.
Meski menyusui adalah hal yang alami, tetapi prosesnya tidak selalu mudah. Perlu waktu dan juga latihan bagi ibu dan bayi agar prosesnya berjalan lancar.
Umumnya bayi menyusu 8-12 kali dalam 24 jam, bahkan bisa lebih. Dengan sering menyusu berat badan bayi akan bertambah.
Pada awalnya sulit bagi ibu untuk memastikan apakah si kecil sudah cukup mendapatkan ASI. Namun ada beberapa tanda yang bisa mengindikasikan ASI yang dibutuhkan bayi sudah tercukupi, yakni:
Baca juga: Angka Ibu Menyusui di Indonesia Menurun, Saat Ini Hanya 55,5 Persen
- Bayi mulai menyusu dengan beberapa isapan cepat diikuti dengan isapan panjang dan berirama serta menelan dengan jeda sesekali.
- Bayi terlihat tenang dan rileks.
- Bayi berhenti sendiri setelah menyusu dan terlihat puas atau kenyang.
- Payudara ibu terasa lebih lunak setelah menyusui.
- Berat badan bayi terus bertambah setelah dua minggu pertama. Hal yang normal jika berat badan bayi turun sedikit pada dua minggu pertama kehidupannya.
- Bayi terlihat sehat dan penuh perhatian saat terjaga.
Setiap bayi berbeda. Kebutuhan bayi Anda mungkin tidak sama dengan bayi lain yang dilahirkan pada hari yang sama. Namun, jika Anda merasa suplai ASI kurang untuk bayi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksinya.
- Berikan ASI lebih sering. Ini adalah cara paling sederhana dan efektif untuk meningkatkan asupan ASI bayi.
- Berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, bukan mengikuti jadwal menyusui.
Baca juga: Cara Melancarkan ASI dengan Daun Katuk dan Kelor
- Pada hari-hari awal, bayi mungkin merasa cukup dengan satu payudara saja. Namun, tidak lama kemudian, sebagian besar bayi akan membutuhkan lebih banyak. Sekarang mungkin saatnya untuk menawarkan payudara kedua kepada si kecil.
- Biarkan bayi menghabiskan ASI di satu sisi sebelum beralih ke payudara kedua.
- Ibu perlu meningkatkan konsumsi makanan bernutrisi, mulai dari sayuran berdaun hijau seperti bayam, brokoli, atau pun daun katuk. Selain itu konsumsi biji-bijian, buah, serta sumber protein hewani.
- Jika diperlukan ibu juga bisa mengonsumsi suplemen pelancar ASI yang bisa merangsang produksi ASI. Misalnya saja produk dengan kandungan daun katuk dan ikan gabus seperti Herba Asimor.
Menurut konsultan laktasi dr.Nurmaulidia IBCLC, daun katuk berfungsi untuk meningkatkan kadar hormon prolaktin dan oksitosin, yang esensial untuk produksi ASI. Sementara ikan gabus berperan meningkatkan kualitas ASI.
"Kombinasi dari kedua bahan alami ini juga berfungsi untuk menurunkan tingkat stres yang sering kali menjadi penghambat produksi ASI pada ibu menyusui," katanya.
Baca juga: Kemenkes Imbau Ibu Sering Menyusui Bayinya agar ASI Keluar Banyak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.