Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Imbau Ibu Sering Menyusui Bayinya agar ASI Keluar Banyak

Kompas.com - 18/08/2024, 12:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Antara,

KOMPAS.com - Menyusui adalah momen yang paling dinantikan oleh sebagian besar wanita setelah melahirkan.

Namun, para ibu sering kali menjumpai hambatan atau tantangan selama proses menyusui, seperti air ASI tidak keluar, seret, merasa ASI-nya kurang, dan mengalami puting lecet.

Dalam kondisi tersebut sebagian ibu akhirnya memilih memberikan produk pengganti air susu ibu, seperti susu formula (sufor).

Padahal, pemberian sufor sebaiknya hanya dilakukan ketika ada indikasi medis setelah ibu dan bayi melakukan pemeriksaan dengan dokter yang kompeten.

Baca juga: 5 Anjuran WHO di Pekan Menyusui Sedunia 2024

Lantas, bagaimana agar ASI bisa keluar banyak?

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan dr. Lovely Daisy, mengatakan bahwa produksi ASI dipengaruhi oleh isapan bayi pada saat menyusu.

Menurut Lovely Daisy, semakin sering bayi menyusu dengan cara yang benar, maka semakin banyak ASI diproduksi.

Oleh karena itu, Lovely Daisy yang mewakili Kemenkes mengimbau ibu sering menyusui bayinya agar ASI keluar banyak.

Tentu, para ibu perlu mempraktikkan teknik menyusui yang benar melalui pelekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.

Lovely menjelaskan, indikator dalam proses menyusui yang efektif, meliputi posisi ibu dan bayi yang benar, perlekatan bayi yang tepat, dan keefektifan isapan bayi pada payudara.

Teknik menyusui yang salah bisa menimbulkan berbagai masalah, seperti puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal.

Baca juga: Apakah Daun Kelor Bisa Memperbanyak ASI? Berikut Penjelasannya...

Akibatnya dapat memengaruhi produksi ASI, sehingga bayi dapat menjadi enggan menyusu. Hal ini menyebabkan kebutuhan nutrisi bayi tidak tercukupi.

“Untuk menyusui dengan benar, ibu dapat menghubungi konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau mengakses telekonseling menyusui jika ibu mengalami keraguan terkait menyusui ataupun jika ada kendala,” ucap Daisy, seperti ditulis Antara, Sabtu (17/8/2024).

Lovely juga memaparkan efek pemberian produk selain ASI, seperti susu formula bisa menghambat produksi ASI, karena bayi akan kenyang dan jarang menyusui.

“Dampak lain yang dapat terjadi adalah meningkatnya risiko kesakitan pada bayi, karena kurang mendapatkan zat-zat kekebalan yang hanya terdapat di dalam ASI,"

"Berkurangnya intensitas menyusui langsung juga dapat memengaruhi kedekatan antara ibu dan bayi (bonding) yang terjalin pada saat proses menyusui,” katanya.

Baca juga: Apakah ASI Eksklusif Harus 6 Bulan? Ini Penjelasannya...

Lebih lanjut, Daisy menjelaskan ada beberapa jenis ASI. Air susu ibu yang keluar beberapa hari setelah melahirkan disebut dengan kolostrum.

ASI kolostrum memiliki volume cenderung sedikit, yaitu sekitar 5-7 ml. Hal inilah yang sering disalah artiknya sebagai ASI seret atau tidak lancar.

Padahal ASI kolostrum akan berubah menjadi ASI transisi, lalu menjadi ASI matang. Perubahan tersebut juga akan diiringi dengan pertambahan volume ASI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau