Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lutut Nyeri dan Sulit Digerakkan, Waspadai Osteoartritis

Kompas.com - 17/10/2024, 10:30 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Rasa nyeri pada lutut, terutama saat dipakai beraktivitas, serta sulit digerakkan, merupakan tanda adanya kerusakan pada sendi lutut atau osteoartritis.

Penyakit ini terjadi ketika tulang rawan yang melapisi ujung tulang di sendi mulai mengalami kerusakan, yang menyebabkan rasa sakit, kekakuan, dan pembengkakan.

Meskipun osteoartritis sering dikaitkan dengan penuaan, tapi orang yang mengalami cedera lutut, seperti robekan ligamen atau meniskus, memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoartritis di kemudian hari, bahkan jika mereka masih muda. Faktor risiko lain adalah aktivtias fisik yang berat atau membebani lutut secara berulang.

Untuk menentukan apakah rasa nyeri yang dialami merupakan osteoartritis lutut, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang termasuk rontgen dan MRI jika hasil X-ray tidak memberi gambaran yang jelas.

Penanganan utama osteoartritis lutut adalah untuk mengurangi rasa sakit dan membuat penderitanya bisa bergerak dengan baik.

Baca juga: Apa Penyebab Nyeri Lutut di Malam Hari?

Dr.dr. Franky Hartono Sp.OT(K),Dok pribadi Dr.dr. Franky Hartono Sp.OT(K),
Lini pertama pengobatan adalah dengan menurunkan berat badan, olahraga untuk memperkuat otot di sekitar lutut, obat-obatan pereda nyeri, serta terapi alternatif seperti akupuntur.

Bila semua terapi tersebut tidak berhasil meredakan rasa sakit atau pasien semakin sulit bergerak, perlu dipertimbangkan tindakan bedah.

Penggantian sendi lutut

Dijelaskan oleh dokter spesialis ortopedi Dr.Franky Hartono Sp.OT(K), tidak semua tindakan bedah memerlukan penggantian lutut total.

"Saat ini sudah ada prosedur bedah yang dirancang untuk mengganti hanya satu kompartemen sendi lutut yang mengalami kerusakan, tanpa membuang kompartemen dan ligamen lutut yang sehat," papar dokter yang berpraktik di RS Siloam Kebon Jeruk Jakarta ini.

Prosedur yang dinamakan Uncompartemental Knee Arthoplasty (UKA) ini biasanya diterapkan pada pasien yang mengalami kerusakan sendi lutut yang terbatas pada kompartemen bagian dalam lutut saja, seperti pada anteromedial osteoarthritis yang ditemukan pada hampir 50 persen kasus pengapuran, maupun pada kasus kematian jaringan sebagian tulang lutut.

Baca juga: Kenapa Lutut Sakit Saat Diluruskan? Berikut 7 Penyebabnya…

Menurut dr.Franky, gejala osteoartritis yang membutukan tindakan UKA adalah nyeri lutut terus menerus yang tidak kunjung membaik dengan obat dan fisioterapi.

Gejala nyeri itu sering dirasakan saat beraktivitas, seperti berjalan atau berdiri lama, dan disertai kekakuan dan pembengkakan.

Selain nyeri, pasien juga mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak atau melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman.

Jika gejala-gejala tersebut disertai dengan adanya kerusakan pada kompartemen lutut bagian dalam, UKA bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Dijelaskan oleh dr.Franky, dalam tindakan UKA, dokter akan mengambil bagian yang rusak dari tulang, lalu implan UKA yang terbuat dari logam titanium dengan bantalan plastik steril dipasang untuk menggantikan bagian yang telah diambil, dengan tetap memerpertahankan struktur ligamen asli lutut.

"Yang membedakan UKA dengan penggantian lutut total adalah, UKA hanya menggantikan satu kompartemen dari sendi lutut, sedangkan penggantian total mengganti seluruh permukaan sendi lutut," paparnya.

Baca juga: Jaga Kesehatan Lutut, Ini 5 Kebiasaan yang Perlu Dihindari

Struktur ligamen pada UKA utuh secara keseluruhan, sehingga dampaknya sensasi gerakan lutut lebih menyerupai sendi alami. Kelebihan lain dari tindakan bedah ini adalah waktu pemulihan umumnya lebih cepat. Terapi fisik yang teratur dan mengikuti petunjuk rehabilitasi akan membantu mencapai pemulihan yang optimal.

Sejak tahun 2015, dr.Franky dan timnya di RS Siloam Kebon Jeruk telah menangani lebih dari 250 kasus UKA.

Adapun tindakan UKA menggunakan desain implan yang berasal dari Oxford, Inggris yang memiliki survival rate sebesar 91 persen dalam 20 tahun. Implan Oxford UKA dikenal karena desainnya yang inovatif dan kemampuannya untuk meniru gerakan alami lutut dengan sangat baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau