KOMPAS.com - Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Lantas, TB bisa menular lewat apa?
Dilansir dari Yankes Kemenkes, penularan TB paru bisa melalui percikan dahak yang dikeluarkan melalui batuk atau bersin yang menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada 10-15 orang lainnya. Hasil studi melaporkan bahwa kontak terdekat (keluarga serumah) akan dua kali lebih berisiko dibandingkan kontak biasa.
Seseorang dengan sistem kekebalan baik mungkin tidak mengalami gejala TB, bahkan jika mereka telah tertular bakteri tersebut, dikenal sebagai infeksi TB laten atau tidak aktif.
Tahapan penularan dari penyakit TB, yaitu:
1. Infeksi primer ketika bakteri masuk melalui hidung dan mulut yang menghirup udara dengan kandungan bakteri penyebab tuberkulosis. Bakteri ini bisa mencapai paru-paru, lalu mulai memperbanyak diri.
2. Infeksi laten, terjadi ketika sistem imun melakukan perlawanan saat bakteri mulai berkembang biak. Ketika sistem imun kuat, maka bakteri dapat dihancurkan untuk menahan perkembangan infeksinya.
3. Infeksi aktif, terjadi ketika sistem imun tidak kuat atau lemah melawan serangan bakteri TB. Alhasil, bakteri akan lebih bebas memperbanyak diri dan menyerang sel-sel sehat di paru-paru.
Setelah terinfeksi, seseorang harus menjalani pengobatan dengan mengonsumsi obat TB secara teratur selama 6-12 bulan.
Pengobatan TB memiliki tujuan untuk mengurangi jumlah bakteri secara perlahan untuk meminimalkan risiko penularan dan komplikasi.
Adapun komplikasi TB, antara lain, menyebabkan kerusakan paru-paru permanen, gangguan pada hati, gangguan pada ginjal, penyakit jantung, meningitis, kerusakan sendi, rasa nyeri hingga patah tulang belakang.
Selain ditularkan dari penyintas, ada beberapa faktor risiko yang menyebutkan seseorang bisa mengidap tuberkulosis, antara lain: