Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Anak Harus Periksa Mata? Berikut Anjuran Dokter...

Kompas.com - 25/10/2024, 09:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Menjaga kesehatan penglihatan penting dilakukan setiap individu agar dapat melihat dengan jelas dan terhindar dari penyakit mata yang dapat menurunkan produktivitas. Salah satu cara menjaga kesehatan mata yaitu dengan skrining atau pemeriksaan sedini mungkin.

Dokter spesialis mata Dr. dr. Feti Karfiati, Sp.M(K), M.Kes menjelaskan, periksa mata pada anak sebaiknya dilakukan sebelum usia sekolah. Pada kasus tertentu, seperti bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, dan mata juling, dianjurkan untuk periksa mata dilakukan lebih awal.

"Pada kasus tertentu dilakukan lebih awal lagi seperti bayi lahir prematur, berat badan kurang saat lahir atau di tahun pertama usia anak jika ada faktor resiko seperti, mata terlihat juling, perkembangan yang terlambat atau ada riwayat keluarga (orangtua gunakan kacamata atau gangguan mata lainnya)," jelas dr. Feti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/10/2024).

Pada kondisi tersebut, Feti mengatakan perlunya deteksi pemeriksaan tajam penglihatan, tampilan mata (segmen anterior atau posterior), dan refleks mata.

Baca juga: Apakah Diabetes Berpengaruh ke Mata? Ini Kata Dokter...

Mengajak si kecil untuk periksa mata bisa menjadi hal menantang bagi orangtua. Anak-anak mungkin belum bisa diajak bekerja sama atau cepat merasa bosan.

Untuk itu, ayah dan ibu perlu mengajak anak untuk periksa mata berkala, dimulai dari umur 0-6 bulan, kemudian di bawah usia 2 tahun, antara umur 2-5 tahun, dan dilanjutkan saat anak menginjak remaja.

Selain itu, banyak masalah mata di usia dewasa terjadi akibat mata malas atau amblyopia pada masa kanak-kanak yang tidak diterapi dengan baik.

"Amblyopia adalah penurunan penglihatan yangg terjadi ketika otak tidak dapat rangsangan normal dari mata yangg diakibatkan kelainan refraksi yangg tidak terkoreksi, mata juling atau kelainan di dalam mata (misalnya katarak). Jika terapi dilakukan di atas 5 tahun, sulit disembuhkan dan dapat akibatkan gangguan permanen," ujar Feti yang berpraktik di Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo, Bandung.

Beberapa gejala umum yang dialami si kecil, yaitu pandangan buram, selalu melihat benda dari jarak yang sangat dekat, menggosok mata, mata bergoyang-goyang, sering miringkan kepala, sering berkedip, dan mata merah berulang.

Amblyopia juga dapat muncul tanpa gejala jika hanya salah satu mata saja yang bermasalah.

Baca juga: Dokter Kenalkan Prosedur Laser untuk Mengatasi Mata Minus dan Silinder

Selain amblyopia, jenis gangguan mata pada anak lainnya, yaitu mata juling (strabismus), kelainan kelopak mata, infeksi dan inflamasi konjungtiva (selaput putih mata), pupil putih, glaukoma kongenital dan trauma okular (kecelakaan mata).

Terkait penaganannya yaitu disesuaikan dengan kondisi mata, antara lain koreksi kelainan refraksi dengan kaca mata, terapi penyebab (operasi katarak, strabismus), pembedahan laser.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau