Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Kenalkan Prosedur Laser untuk Mengatasi Mata Minus dan Silinder

Kompas.com - 13/10/2024, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Mata minus dan silinder termasuk kelainan refraksi mata yang umum kita temui. Individu dengan kelainan refraksi biasanya dianjurkan memakai kacamata agar dapat melihat dengan jelas.

Namun seiring perkembangan teknologi, kini terdapat prosedur laser yang memungkinkan pengidap kelainan refraksi untuk melihat dengan normal tanpa bantuan kacamata.

Dokter spesialis mata dr. Cokorda Istri Dewiyani Pemayun, SpM (K) menjelaskan, teknologi terkini untuk mengatasi mata minus dan silinder berupa prosedur laser yang hanya membutuhkan waktu operasi 5-10 menit untuk satu mata.

“Kelainan mata itu bisa ditangani dalam satu langkah prosedur laser yang bekerja dalam hitungan detik dengan total operasi lima hingga 10 menit untuk satu mata,” kata dr. Cokorda, seperti ditulis Antara, Sabtu (12/10/2024).

Baca juga: Apakah Diabetes Berpengaruh ke Mata? Ini Kata Dokter...

Ia menjelaskan teknologi itu disebut ekstraksi lentikul dengan sayatan kecil (SMILE) sekitar 2-4 milimeter menggunakan sinar laser dengan proses pemulihan tergolong cepat dan tanpa nyeri.

Menurut dia, pembedahan minimal itu merupakan generasi berikutnya untuk memperbaiki kekurangan dari lasik, yakni perlu dua langkah prosedur dalam mengatasi kelainan refraksi itu.

Ketua Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Provinsi Bali itu menambahkan teknologi yang dihadirkan di klinik mata utama JEC Denpasar tersebut diharapkan menjawab tantangan masyarakat saat ini terkait refraksi mata.

Ada pun refraksi mata, kata dia, seperti rabun atau menyebabkan mata tidak bisa fokus kepada obyek.

Misalnya pada mata minus karena sumbu bola mata panjang, sinar yang masuk ke mata, jatuh di depan retina.

Baca juga: Deteksi Dini Mata Malas pada Anak, Cegah Kebutaan Saat Dewasa

Sedangkan pada mata plus, sinar yang masuk ke mata, jatuh di belakang retina dan mata silinder, sinar masuk ke mata kemudian menyebar sehingga obyek terlihat buram atau tidak fokus.

“Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan sekitar 50 persen individu diperkirakan mengalami mata minus atau silinder karena aktivitas banyak menggunakan gawai (gadget),” imbuhnya.

Meski begitu, untuk teknologi itu pasien harus berusia di atas 18 tahun, tidak sedang hamil atau menyusui, tidak memiliki riwayat penyakit lain hingga ukuran minus 0,5 hingga 10 dan silinder hingga minus lima.

 

Cara menjaga kesehatan mata

Disarikan dari laman P2PTM Kemkes dan Cleveland Clinic, berikut beberapa kiat untuk menjaga kesehatan mata:

  • Menjaga jarak pandang dari gawai atau televisi sekitar 30 cm dari mata
  • Hindari paparan screen time terlalu lama
  • Membaca dalam posisi duduk dengan penerangan cukup dan jarak antara mata dengan buku minimal 30 cm
  • Mengistirahatkan mata setelah 1-2 jam beraktivitas dengan mata
  • Mengambil jeda dari layar secara berkala untuk meregangkan otot mata
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang
  • Mengenakan kacamata hitam saat di luar ruangan sangat terik
  • Mengenakan pelindung mata saat melakukan olahraga atau hobi yang berisiko
  • Hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.

Anda juga dapat melakukan pemeriksaan atau cek mata setiap 1-2 tahun sekali agar bisa mendapat diagnosis dini dan perawatan segera jika mengalami gangguan penglihatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau