Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Ibu Penyintas Stunting Berisiko Miliki Anak Stunting? Ini Kata IDAI...

Kompas.com - 30/10/2024, 05:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan fakta bahwa seorang ibu yang pernah didiagnosis stunting berisiko lebih tinggi melahirkan anak stunting juga.

"Ibu yang mengalami stunting itu akan cenderung memiliki anak yang mengalami gangguan pertumbuhan," kata Dr Cut Nurul Hafifah, SpA(K) sebagai Anggota Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI dalam Media Briefing IDAI pda Selasa (29/10/2024).

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mencegah Stunting? Ini Penjelasannya...

Nurul mengatakan bahwa 270 hari anak dalam kandungan akan memengaruhi 30 persen tinggi badan saat dewasa, menentukan normal atau stunting.

Faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak dalam kandungan adalah lingkungan dalam rahim ibu hamil, meliputi kecukupan asupan gizi ibu, suplai makanan dari ibu ke janin, kondisi kesehatan ibu, serta penyakit genetik yang dimiliki anak.

"Bayangkan seperti ini, seorang ibu tinggi badannya hanya 145 cm (penyintas stunting), berarti rongga kandungannya untuk bayi tumbuh akan berbeda dengan ibu yang tinggi, 165 misalkan," ujarnya.

Pada ibu hamil dengan tinggi badan rendah, Nurul mengatakan, kecil kemungkinan tumbuh kembang anaknya optimal dalam kandungan. Bahkan, anak bisa lahir prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR).

Baca juga: IDAI: Keamanan Pangan Bisa Jadi Faktor Risiko Stunting

"Kalau bayi berat badan lahir rendah atau prematur, maka dia harus mengejar pertumbuhan setelah lahir. Ini lebih berat," ujar Nurul menjelaskan bahwa upaya akan sulit untuk anak mencapai tumbuh kembang yang normal.

"Modalnya aja kurang, lahirnya cuma 2 kg dibandingkan dengan anak yang lahir 3,5 kg. Jadi, anak harus mengejar lebih banyak (ketertinggalan), maka risiko stuntingnya lebih tinggi," ungkapnya.

Jika seorang anak perempuan sudah didiagnosis stunting, ia akan tumbuh menjadi wanita dewasa yang pendek juga.

"Lalu, dia akan melahirkan anak yang mengalami gangguan pertumbuhan juga. Ini seperti lingkaran setan, namanya cycle of stunting dan ini harus kita putus," terangnya.

Lingkaran setan ini, kata Nurul, harus diputus segera untuk mencapai zero stunting dan merealisasikan Indonesia Emas 2045.

"Anak yang lahir sekarang harus bisa lahir dengan baik, sehingga dia tidak mengalami stunting, menjadi wanita dewasa normal, ibu yang sehat, dan melahirkan bayi yang sehat," tandasnya.

Baca juga: 8 Macam Nutrisi untuk Mencegah Stunting yang Harus Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau