“Hal tersebut merupakan tugas bersama yang membutuhkan kesadaran dari semua pihak,” lanjut Mozes.
Sebagai panduan praktis, PAFI menjabarkan beberapa tanda yang bisa dikenali masyarakat untuk mengidentifikasi obat palsu, yakni kemasan mencurigakan, harga terlalu murah, dan tidak ada label izin edar resmi.
“Jika masyarakat menemukan obat mencurigakan, segera laporkan ke BPOM dan apotek tempat Anda membeli. Edukasi dan pelaporan adalah langkah penting melawan peredaran obat palsu,” jelasnya.
Selain memanfaatkan teknologi dan membeli obat di apotek resmi, Mozes juga mengingatkan masyarakat agar tak tergiur promosi yang menjanjikan hasil instan.
“Biasakan membaca label, memahami isi kandungan obat, dan konsultasi kepada apoteker. Jangan mudah percaya pada obat yang beredar dan tak memiliki izin resmi,” imbuhnya.
Dalam aktivitas sehari-hari, masyarakat juga perlu menjaga pola hidup sehat agar mengurangi kebutuhan konsumsi obat berlebih.
Dengan menjaga kesehatan tubuh secara alami, ujar Mozes, masyarakat mengurangi risiko penyakit sekaligus terhindar dari kebutuhan obat.
“Dengan begitu, kita akan menutup celah penggunaan obat palsu,” tuturnya.
Edukasi terkait obat palsu menjadi salah satu agenda utama PAFI untuk menciptakan masyarakat yang sadar akan pentingnya obat resmi dan tepercaya.
Mozes berharap, melalui edukasi berkelanjutan, Indonesia akan terbebas dari ancaman obat palsu di masa depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.