Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Persalinan Caesar Tanpa Indikasi Medis, Pahami Dulu Risikonya

Kompas.com - 25/11/2024, 19:06 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Persalinan dengan bedah caesar seharusnya dilakukan dengan indikasi medis. Nyatanya, banyak juga ibu yang memilih persalinan ini dengan berbagai alasan. Padahal, ada sejumlah faktor risiko dari persalinan tersebut.

Angka persalinan caesar terus meningkat di sejumlah negara. Di Indonesia, jumlah rata-rata operasi caesar adalah 25,9 persen. Menurut WHO, jumlah operasi caesar yang ideal adalah antara 10-15 persen di setiap negara.

Operasi caesar bisa menimbulkan risiko kesehatan jangka pendek dan jangka panjang, baik terhadap ibu, bayi, serta kehamilan selanjutnya.

Dijelaskan oleh dr.Dinda Derdameisya Sp.OG, persalinan dengan operasi caesar idealnya dilakukan dengan indikasi medis, baik karena faktor bayi, faktor ibu, atau pun bentuk rahim, sehingga tidak dapat dilakukan persalinan normal.

"Kalau memilih persalinan caesar karena indikasi sosial, misalnya karena ibunya ingin instan atau alasan memilih tanggal, maka sudah pasti lebih baik persalinan pervaginam atau normal," katanya.

Baca juga: Termasuk Pendarahan, Ini Tanda Bahaya Persalinan yang Perlu Diwaspadai

Namun, ia menegaskan bahwa persalinan normal dengan persalinan caesar dengan indikasi medis bukanlah sesuatu yang bisa dibandingkan.

"Tentu harus lebih diutamakan persalinan caesar untuk keselamatan ibu dan bayi, tapi kalau karena alasan indikasi sosial sudah pasti yang lebih menguntungkan adalah persalinan normal," papar dr.Dinda.

Keuntungan dari persalinan normal sangat banyak, mulai tidak adanya efek anastesi, tidak ada robekan yang besar, penyembuhan luka lebih cepat, mobilitas lebih cepat, dan juga ibu bisa menyusui lebih baik.

Sebaliknya, beberapa penelitian mengaitkan persalinan caesar dengan risiko ketidakseimbangan dalam mikroba usus anak yang baru lahir atau disebut juga dengan gut disbiosis.

Ketidakseimbangan itu bisa meningkatkan berbagai risiko kesehatan, mulai dari alergi, gangguan daya tahan tubuh, hingga dampak jangka panjang berupa gangguan perilaku dan risiko menderita penyakit tidak menular.

Seperti diketahui, mikrobiota usus berperan sangat penting dalam perkembangan kekebalan tubuh. Pada bayi yang lahir spontan, paparan mikrobiota dari jalan lahir ibu sangat penting untuk membangun mikrobiota usus sehat yang berfungsi sebagai fondasi awal untuk sistem imun.

Baca juga: Mengapa Bayi yang Lahir Caesar Punya Sistem Imun Rendah

Meski begitu, ibu yang harus melahirkan dengan operasi caesar tidak perlu berkecil hati.

Menurut dr.Ria Yoanita Sp.A, gut disbiosis pada bayi bisa diatasi dengan cara memberikan ASI eksklusif pada bayi.

"Karena ASI mengandung sinbiotik yaitu gabungan prebiotik seperti oligosakarida & probiotik seperti Bifidobacterium, Lactobacillus, dan lain-lain yang bisa memulihkan kondisi disbiosis dengan cepat," paparnya.

Jika ASI ibu sulit keluar, konsultasikan pada dokter anak tentang alternatif terbaik agar si kecil tetap mendapat nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah dan memperbaiki status disbiosis ususnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau