KOMPAS.com - Human immunodeficiency virus (HIV) pada tahap awal memiliki gejala yang serupa pada semua jenis kelamin.
Setelah infeksi awal, mengutip Health, gejala HIV khusus pada wanita baru akan terlihat, meliputi perubahan siklus menstruasi dan peningkatkan infeksi vagina.
HIV adalah infeksi yang menyerang sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh, yang dikenal sebagai sel CD4.
Baca juga: Siapa Orang yang Berisiko Terkena HIV/AIDS? Berikut Penjelasannya...
Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada September 2023, kasus HIV di Indonesia ada sebanyak 500 ribu lebih.
Di antara jumlah kasus tersebut, sebanyak 35 persen dialami oleh ibu rumah tangga.
Kasus HIV yang menimpa ibu rumah tangga juga cenderung meningkat setiap tahun.
Artikel ini selanjutnya akan menunjukkan macam gejala HIV yang sering kali muncul pada wanita.
Baca juga: Apa yang Dirasakan oleh Penderita HIV? Ini Penjelasannya...
Gejala HIV yang hanya muncul pada wanita sering kali terjadi pada tahap lanjut infeksi.
Dikutip dari Health dan WebMD, berikut Kompas.com merangkum macam gejala HIV pada wanita:
Wanita yang menderita HIV bisa mengalami pendarahan yang lebih ringan atau lebih berat, periode menstruasi yang terlewat, atau PMS (premenstrual syndrome) yang parah.
Vaginosis bakterialis adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Mengidap HIV meningkatkan risiko tertular penyakit ini.
Gejalanya pada wanita, seperti keputihan, nyeri dan gatal pada vagina, rasa terbakar saat kencing, keluar cairan encer, serta bau vagina kuat dan amis.
Baca juga: Waspada Pengidap HIV/AIDS Rentan Terkena TBC, Begini Kata Pakar...
Wanita dengan HIV cenderung lebih sering mengalami infeksi jamur ini, terkadang beberapa kali dalam setahun.
Gejala HIV pada wanita akibat infeksi jamur ini, meliputi keluarnya cairan putih kental dari vagina, rasa sakit saat berhubungan seks, kencing sakit, dan rasa terbakar atau nyeri pada vagina.
Penderita HIV bisa sering mengalami infeksi menular seksual yang berbeda-beda secara bersamaan.
Penyakit yang termasuk IMS, seperti herpes genital, penuakit radang panggul, klamidia, gonore, dan sifilis.
Gejala HIV pada wanita terkait IMS bisa meliputi keputihan yang tidak biasa dan menstruasi tidak teratur.
Baca juga: Pakar: Penularan HIV dari Ibu ke Anak Bisa Dicegah
Gejala HIV pada wanita termasuk terjadinya menopause dini, yaitu sebelum usia 40 tahun.
Menopause akan lebih awal terjadi, jika penderita HIV juga merokok, jumlah CD4 rendah, dan tidak banyak aktivitas fisik.
Tanpa faktor-faktor tersebut, wanita dengan HIV cenderung mengalami menopause sekitar usia 50 tahun.
Wanita dengan HIV akan mengalami pengeroposan tulang lebih cepat daripada wanita lainnya.
Secara umum, wanita cenderung lebih cepat mengalami pengeroposan tulang daripada pria karena perubahan hormonal setelah menopause.
Mengidap HIV akan mempercepat menopause, sehingga pengeroposan tulang pada penderita wanita lebih cepat dari biasanya.
Selain gejala khusus di atas, wanita juga mengalami tanda-tanda umum HIV yang menyerang semua jenis kelamin.
Wanita dengan HIV sering kali mengalami perubahan dan baru diketahui selama pemeriksaan panggul. Oleh karena itu, penderita HIV harus rutin konsultasi kesehatan ke dokter.
Jika HIV tidak diobati dengan baik, penyakit ini dapat berkembang menjadi AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yang merupakan tahap infeksi yang lebih parah.
Baca juga: Kemenkes: Transmisi HIV dari Ibu ke Anak Ada Setiap Tahun di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.